Sutarmidji: Buku POLITISI yang Diterbitkan Inside Pontianak Beri Pesan Mendalam, Politisi Harus Jadi Petarung

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Gubernur Kalbar, periode 2018-2023, Sutarmidji menilai, buku berjudul POLITISI: Kiprah dan Kisah Inspiratif Politisi Kalimantan Barat yang diluncurkan Insidepontianak.com, sangat menarik dan menginspirasi kalangan politisi.

Menurut Sutarmidji, buku ini ingin mengupas perjuangan politisi, mereka yang lahir dari orang pinggiran, dan menjadi tokoh yang diperhitungkan.

"Jadi tak sekali jadi. Orang yang berada di buku ini tidak sekali jadi, prosesnya panjang," kata Sutarmidji saat menjadi narasumber dalam bedah buku tersebut yang digelar di Aming Coffe Podomoro, Jumat (2/2/2024).

Ia pun menilai, dalam buku ini, ada pesan mendalam yang harus benar-benar dipahami semua orang. Khsusunya para pemuda. Yakni menjadi politisi, harus jadi pertarung. Tak boleh cengeng.

"Jangan pernah takut kalah sebelum bertarung. Sehebat apapun kawan, kita harus yakin bisa mengalahkannya. Kalau gagal, coba lagi," katanya.

Karena itu, politisi harus punya jiwa pertarung. Tak boleh cepat menyerah. Semakin ditantang, harus semakin berupaya menaklukkan.

"Jangan cengeng. Belum apa-apa merajuk. Belum apa-apa takut," kata dia.

Baginya, politisi juga harus berani mengeritik apapun yang dilihatnya tidak pas. Jangan punya rasa takut dan perasaan tak nyaman dengan kepala daerah, dalam menyampaikan kritik-kritik membangun.

"Ketua dewan mau ngomong takut, tak dipilih ngomong saja. Mau kritik Bupati tak nyaman. Tak boleh! Ngomong saja. Dulu saya jadi Dewan setiap hari ada berita saya bicara apapun," katanya.

Bahkan, menurtunya, politisi itu, apapun levelnya saat menjadi pemimpin harus berani mengambil kebijakan. Ia menceritakan saat ia jadi Wali Kota Pontianak sangat gencar menertiban PKL.

Jumlahnya tak tanggung-tanggung, hampir 12 ribu PKL yang ditertibkan. Menurutnya, kebijakan ini tentu tak populis.

Apalagi, kala itu, dia menjadi calon Gubernur. Namun, kebujakan it uterus dilakukan. Karena semangatnya untuk membangun kota, supaya tertib dan nyaman.

"Saya jalan saja, tak peduli. Tapi saat pemilihan Gubernur, saya tetap menang di Kota Pontianak. Jadi tak boleh takut," katanya.

Maka dari itu, dia mengingatkan kesuksesan pokitisi ditempa oleh waktu. Tak bisa instan. Jadi politisi, juga tak bisa dipaksakan. Jika dipaksakan tak akan lama.

"Percayalah, (politisi yang dipaksakan) ada hal yang membuat penilaian negatifnya, dan tak akan bagik bagi kariernya," ujarnya.

Karena itu, bagi Sutarmidji, menjadi politisi harus konsisten dan mengalir saja. Yang jelas harus punya mental pertarung, untuk memperjuangkan kepentingan public.

"Jangan cengeng," katanya.(andi)***

Leave a comment