Dosen Fisip Untan Netty Herawati Sebut Sistem Presensi Online hanya Bisa Diakses dengan NIP dan Pasword Dosen

28 April 2024 17:02 WIB
Dosen Komunikasi Fisip Untan, Dr Netty Herawati. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com – Dekan Fisip Untan, Dr Herlan ikut kena imbas kasus manipulasi nilai SIAKAD, yang diduga libatkan oknum dosen bergelar doktor berinisial EL, sebagai joki nilai untuk mahasiswa Megister Prodi Imu Politik berinsial YL.

Pasalnya, dari dokumen report hasil presensi online yang Insidepontianak.com dapatkan, di tahun 2022, Herlan tercatat mengajar mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan di kelas YL, yang berjumlah tujuh mahasiswa.

Dari data itu, Herlan memberikan absensi penuh untuk mahasiswa YL, sebanyak delapan kali pertemuan dan memberikan nilai A. Sementara, YL dipastikan tak pernah masuk kuliah.

Fakta ini telah dibantah Herlan. Ia mengaku absensinya dimanipulasi. Ia juga memastikan tak pernah memberi nilai kepada YL.

"Saya mengajar mata kuliah itu, tapi tidak memberikan absensi penuh dan tidak memberikan nilai," tegas Herlan kepada Insidepontianak.com, Minggu (28/4/2024).

Pertanyaannya, bagaimana prosedur presensi online itu diakses sehingga bisa dimanipulasi?

Dosen senior Fisip Untan, Dr Netty Herawati mengatakan, pengisian presensi online mahasiswa sedianya hanya dapat dilakukan oleh dosen pengajar.

Sebab, untuk masuk ke sistem presensi online, harus menggunakan NIP sebagai username dan password yang dipegang masing-masing dosen.

"Jadi, kalau untuk mengisi kehadiran, hanya bisa diisi oleh dosen sesuai NIP-nya. Tapi, bisa juga diisi mahasiswa jika presensinya dibagikan oleh dosen untuk diisi," kata Nety Herawati, Minggu (28/4/2024).

Menurut Netty, report presensi itu jika sudah terisi penuh, bisa diprint dalam bentuk dokumen PDF, untuk digunakan dosen sebagai laporan kinerja.

Dalam kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD ini, Nety berpendapat, jika Dekan Fisip merasa tidak pernah mengisi presensi online untuk oknum mahasiswa berinisial YL, maka patut diduga ada orang lain yang memegang NIP berikut password Dekan.

"Bisa saja dosen tidak mengganti password-nya atau password-nya diketahui oleh orang lain sehingga bisa dibuka dan diambil report nya sama orang lain," kata Netty.

Karena itu, dia mendorong, tim investigasi yang menangani kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD ini, benar-benar melakukan penelusuran lebih dalam.

Semua pelaku yang terlibat harus bertanggung jawab. Karena kejahatan akedemik ini sudah mencoreng nama baik kampus biru, yang selama ini sudah banyak mencetak SDM unggul di Kalimantan Barat.

"Harus diinvestigasi lagi kalau dekan tidak merasa mengisi absen dan nilai, tentu ada pihak lain yang mengisinya," harap Neetty.

Kronologi Kasus

Kasus dugaan memanipulasi nilai ini terbongkar, sekitar awal April 2024. Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.

Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.

YL belakangan diketahui ketua partai politik tingkat Provinsi Kalbar, dan berhasil lolos Parlemen Senayan, hasil Pileg pada 14 Februari 2024.

Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.

Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.

Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.

Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).

Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.

Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.

“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.

Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.

Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan.

Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip pada, Senin (22/4/2024).

Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.

Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.

Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment