Pemkab Sanggau Luncurkan Aplikasi Sipoya Tone, Inovasi Atasi Stunting

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
SANGGAU, insidepontianak.com - Pemerintah Kabupaten Sanggau, melaunching aplikasi Posyandu Tangan Online (Sipoya Tone). Peluncuran aplikasi ini dilakukan langsung oleh Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Senin (29/5/2023)

Aplikasi ini merupakan inovasi Dinas Kesehatan Sanggau. Fungsinya untuk mempermudah pendataan kasus stunting menjadi satu pintu. Sehingga  mempermudah penanganannya.

"Inovasi ini penting karena berkaitan dengan data. Karena selama ini ada dua sumber data yang berbeda yakni e-PPGBM SSGI dari Kemenkes," kata Bupati Paolus Hadi.

Aplikasi Sipoya Tone hanyalah salah satu cara mempermudah pendataan kasus di lapangan. Namun begitu, penanganan stunting tetap harus melalui aksi nyata di lapangan.

"Dia (aplikasi ini) tidak akan mampu menjawab jika tidak dibarengi dengan actionya. Data ini akan memperlihatkan anak ini stunting atau tidak? Mengapa anak ini stunting, apa penyebabnya dan bagaimana penanganannya. Yang jelas data ini harus valid," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting menjelaskan, aplikasi Spoya tone digunakan untuk memperbaiki data dan pelayanan penanganan stunting.

"Kenapa dikatakan memperbaiki data? Karena selama ini kita belum mempunyai data by name by address untuk ibu hamil maupun balita," kata Ginting.

Melalui aplikasi Sipoya Tone ini, lanjut Ginting, data yang diinput akan dilakukan 100 persen dan tidak lagi menggunakan sampel, tapi sesuai total populasi.

"Sementara yang dimaksud peningkatan pelayanan, dengan aplikasi ini kita mempunyai pelayanan geospasial dan notifikasi digital. Di mana, data yang disajikan akurat memuat nama dan alamat lengkap bayi yang mengalami stunting," ungkapnya.

Ginting menerangkan, aplikasi Sipoya Tone ini nantinya dikelola oleh kader Puskesmas hingga bidan desa, kemudian Kepala Puskesmas, Kepala Bidang di Dinas Kesehatan sampai ke Kepala Dinas Kesehatan.

"Adminnya berjenjang. Tapi kita batasi aksesnyanya sesuai kewenangan dan geografis masing-masing. Kita juga berikan akses untuk OPD lain untuk memasukan intervensi apa yang sudah dilakukan untuk locus secara geospasialnya," terangnya.

Tidak hanya sinergis dengan OPD lain, aplikasi ini dipastikan terintegrasi dengan aplikasi lain seperti e-PPGM, Sidompu, dan lain sebagainya.

"Artinya, semua aplikasi itu bisa saling mengambil dan melengkapi," kata Ginting.

"Output aplikasi yang sudah ada bisa menjadi input Sipoya Tone. sehingga pada akhirnya bisa digunakan sebagai sarana monitoring dan evaluasi penanganan stunting," pungkasnya. (Can)***

Leave a comment