Usai Viral Isu Dokter Gadungan di RS PHC Surabaya, Kemenkes Akhirnya Berikan Komentar

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Isu mengenai seseorang yang menjadi dokter gadungan di RS PHC Surabaya menarik perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Diketahui sebelumnya, dokter gadungan yang bekerja di RS PHC Surabaya ini bernama Susanto. Pelaku rupanya sudah bekerja di rumah sakit setempat kurang lebih selama 2 tahunan.

Lambat laun, Susanto yang telah menjadi dokter gadungan di RS PHC Surabaya ini akhirnya terungkap identitas sebenarnya. Menanggapi hal itu, pihak Kemenkes akhirnya buka suara.

Mulanya, terbongkarnya identitas palsu dari Susanto ini lantaran pihak rumah sakit tempat dia bekerja ingin memperpanjang kontrak. Setelah mencoba beberapa verifikasi, kemudian diketahui bahwa ijazah pelaku hanyalah palsu.

Berdasarkan penelusuran yang lebih mendalam, Susanto berhasil menipu pihak rumah sakit dengan mengakali dan memberikan ijazah orang lain.

Untuk meyakinkan bahwa dirinya pernah menempuh pendidikan kedokteran. Susanto hanya perlu mengubah foto ijazah asli dengan fotonya.

Dua tahun berselang, pihak rumah sakit akhirnya berhasil mengendus tindakan kriminal pelaku. Susanto sendiri berhasil menjadi dokter gadungan berkat lowongan tenaga kesehatan pada bidang dokter fits aid.

Namun, Susanto kemudian diterima di posisi hiperkes. Tugasnya berhubungan dengan memastikan perusahaan menerapkan standar K3.

Tugas tersebut diantaranya adalah tata kelola kelembagaan, mengatur terkait lingkungan kerja, serta mencakup masalah memastikan peralatan kerja sesuai standar.

Corporate Secretary PT Pelindo Husada Citra, Imron Soewono menyebut bahwa Susanto sebenarnya seorang residivis dengan aksi pemalsuan di bidang kesehatan.

"Karena sebenarnya orang ini residivis dan sudah pernah kejadian dan pernah dihukum di daerah Kalimantan, tapi tidak jera juga. Kami tahunya setelah itu (kasus terbongkar)," ujar Imron, Selasa (12/9).

Imron mengacu kepada kasus Susanto yang pernah dilakukannya. Pria lulusan SMA ini pernah menipu pihak Pemda Kalimantan, agar bisa menempati posisi Kepala UPTD dan Kepala Puskesmas setempat.

Caranya juga sama, Susanto kelabui Pemerinta Daerah Kalimantan dengan mengambil ijazah orang lain. Pada waktu itu, dia berhasil mencomot ijazah dengan identitas dr Anggi Yurikno.

Beruntungnya, kasus penipuan dokter gadungan ini berhasil diungkap oleh pihak RS PHC Surabaya, yang menjadi korban penipuan dari pria lulusan SMA ini.

Selain itu, kasus yang juga mencoreng tenaga kesehatan Indonesia ini mendapat perhatian dari pihak Kementerian Kesehatan.

Melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa pihaknya belum mendapat informasi yang mendetail.

"Mengenai hal ini kami belum mendapatkan informasi lebih terinci," kata dr Nadia, pada Rabu (13/9).

Meski demikian, wanita yang akrab dipanggil dengan dr Nadia ini menyinggung tahap pertama perekrutan tenaga medis. Yaitu, pada proses penandatangan kontrak di awal perekrutan.

"Pertama sebenarnya seharusnya, pada kontrak pertama proses kredensial dari komite medik untuk menentukan tenaga medis tadi kompetensinya sesuai dengan yang dibutuhkan," terang dr Nadia.

Pada tahap awal itu, seharusnya pihak Komite Etik sudah berhasil mengetahui segala informasi pelamar. Sehingga, dengan proses verifikasi tidak ada hal yang mencurigakan lagi.

"Dan proses kredensial ini harus dilakukan komite medik untuk mencari informasi, jadi di tahap perpanjangan ada proses cek and ricek, yang mungkin bagian kredensial, akhirnya dapat ditemukan permasalahan ini," sambung dia

Selebihnya, dr Nadia juga menghimbau agar seluruh rumah sakit benar-benar melaksanakan aturan tata kelola yang berlaku.

Selain itu, dia menyebut pentingnya instansi terkait agar terus berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan setempat.

"Setiap RS punya hospital by law, tentu harus ada pembinaan mengingatkan akan terus dilakukan bersama juga dengan Dinkes provinsi, kabupaten/kota, juga dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA), juga Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI)," tutupnya.

Kasus Susanto yang menjadi dokter Gadungan di RS PHC Surabaya, Jatim ini sempat menghebohkan dunia maya. Netizen pun juga ikut memberikan opini masing-masing dari fenomena tersebut. (Dzikrullah) ***

Leave a comment