Siswa SD 478 Barowa Menyeberangi Sungai dengan Rakit Gabus, Harap Pemerintah Segera Bangun Jembatan

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
SINJAI, insidepontianak.com – Siswa SD 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terpaksa menggunakan rakit gabus untuk menyeberangi sungai setiap hari menuju sekolah. Siswa SD 478 harus menggunakan rakit gabus dikarenakan jembatan yang biasa mereka gunakan telah rusak akibat banjir yang melanda daerah tersebut. Andita, seorang Siswa SD 478, sering kali terlambat tiba di sekolah atau bahkan terpaksa membolos di musim hujan karena kesulitan menyeberangi sungai dengan rakit gabus yang terbalik akibat arus deras. Dalam upaya untuk tetap kering dan aman, Siswa SD 478 tersebut memilih menggunakan rakit yang terbuat dari gabus sebagai sarana transportasi. Namun, arus sungai yang deras sering kali membuat rakit gabus mereka terbalik, menambah kesulitan mereka untuk mencapai sekolah dengan selamat. Meskipun Andita memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pendidikannya, hambatan ini seringkali menghalangi langkahnya. Ayah Andita, Muhlis, berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan dengan membangun kembali jembatan yang rusak. Menurutnya, sudah satu bulan ini anak-anak harus menggunakan rakit gabus sebagai alat transportasi mereka untuk pergi ke sekolah. Muhlis memohon agar pemerintah dapat memperhatikan keadaan ini dan segera melakukan tindakan untuk membangun jembatan yang baru. Dikutip dari tekape.co “Sudah sebulan harus menaiki rakit dari gabus itu jika ke sekolah,” ujarnya. Hal ini akan memastikan keselamatan anak-anak saat pergi ke sekolah dan menghindarkan mereka dari keterlambatan atau bahkan membolos. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya infrastruktur yang memadai bagi pendidikan anak-anak di daerah terpencil. “Saya berharap pemerintah membangun jembatan agar anak-anak tiba di sekolah dengan selamat,” sambungnya. Jembatan yang rusak mempengaruhi aksesibilitas mereka ke sekolah dan dapat menghambat kemajuan pendidikan mereka. Selain itu, risiko keselamatan yang dihadapi oleh Andita dan adik-adiknya saat menyeberangi sungai dengan rakit gabus harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Masyarakat setempat juga berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kondisi ini. Jika jembatan yang rusak tidak segera diperbaiki, banyak siswa dan siswi yang akan menghadapi kesulitan yang sama dalam menjangkau sekolah mereka. Pendidikan adalah hak setiap anak, dan setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan aksesibilitas yang aman dan nyaman ke sekolah. Selain itu, peran pemerintah dalam memperhatikan kebutuhan infrastruktur dasar juga harus diperkuat. Pembangunan jembatan yang rusak bukan hanya akan mempermudah aksesibilitas siswa ke sekolah, tetapi juga akan meningkatkan konektivitas antara desa-desa di sekitar sungai. Dengan adanya jembatan yang baik, masyarakat juga akan diuntungkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Keterbatasan transportasi juga berdampak pada waktu belajar siswa khususnya Siswa SD 478 Barowa yang harus berjuang menyeberangi sungai. Terlambat tiba di sekolah atau bahkan membolos dapat mengganggu proses pembelajaran dan konsentrasi mereka. Andita, yang memiliki potensi akademik yang luar biasa, mungkin tidak dapat mencapai puncak prestasinya jika terus menghadapi hambatan ini. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk segera memperbaiki jembatan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Situasi ini menyoroti perlunya investasi dalam infrastruktur pendidikan di daerah terpencil. Pemerintah perlu memprioritaskan alokasi anggaran untuk memperbaiki dan membangun kembali jembatan yang rusak. Selain itu pihak pemerintah juga memastikan bahwa aksesibilitas pendidikan yang setara dapat dinikmati oleh semua anak-anak, tanpa terkecuali. Dengan memperbaiki jembatan yang rusak, pemerintah dapat memberikan harapan baru bagi Andita dan siswa-siswa lainnya. Mereka akan dapat tiba di sekolah dengan aman dan tepat waktu, tanpa khawatir akan rakit gabus yang terbalik atau risiko kecelakaan yang mungkin terjadi saat menyeberangi sungai. Pendekatan ini juga akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan menghasilkan generasi yang lebih terdidik dan berprestasi. Diharapkan, permohonan Ayah Andita akan didengar oleh pemerintah dan langkah konkret akan segera diambil. Membangun kembali jembatan adalah langkah penting dalam mewujudkan hak pendidikan setiap anak. Dengan tindakan yang tepat, Andita dan adik-adiknya dapat melanjutkan pendidikan mereka dengan aman dan tanpa hambatan, sambil mengejar impian dan mencapai prestasi yang luar biasa.(Zumardi IP)***

Leave a comment