Berikut Beberapa Gejala Muntaber dan Faktor Penyebab Serta Cara Mengatasinya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
SINJAI, Insidepontianak.com - Gejala dari penyakit gastroenteritis atau biasa dikenal dengan muntaber adalah diare, mual, dan muntah. Selain diare, mual dan muntah, gejala muntaber dapat disertai dengan sakit kepala, demam, perut kembung, sering merasa kelelahan, dan menggigil. Dengan mengetahui gejala penyakit gastroenteritis atau muntaber kamu bisa melakukan penanganan tepat guna terhindar dari komplikasi.” Penyakit gastroenteritis, atau lebih dikenal dengan muntaber adalah peradangan pada saluran pencernaan. Biasanya, organ yang terkena peradangan adalah usus besar, usus kecil, dan lambung. Gastroenteritis dapat ditularkan melalui virus atau bakteri yang kemudian menimbulkan infeksi usus dengan gejala diare cair, mual, muntah, serta kram perut. Dilansir dari laman halodock.com Gastroenteritis merupakan penyakit yang mudah menular melalui air. Untuk menghindarinya, kenali tanda-tanda terjadinya penyakit ini! Gejala utama dari penyakit gastroenteritis adalah diare, mual, dan muntah. Selain diare, mual dan muntah, gejala dapat disertai dengan: 1. Sakit kepala. 2. Demam. 3. Perut kembung. 4. Sering merasa kelelahan. 5. Menggigil. 6. Penurunan nafsu makan yang akan berakibat turunnya berat badan. 7. Sakit perut yang disertai dengan kram perut. 8. Badan pegal-pegal. Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama 2-3 hari bahkan sampai seminggu dan biasanya dimulai 1-3 hari setelah terinfeksi. Muntaber merupakan kondisi yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Infeksi ini biasanya menyebar melalui minuman atau makanan yang telah terkontaminasi. Norovirus dan Rotavirus menjadi infeksi virus yang sering menyebabkan gastroenteritis. Sedangkan E.coli dan Salmonella merupakan bakteri yang sering menyebabkan gastroenteritis. Bakteri ini biasanya sering ditemukan pada daging mentah atau telur yang telah terkontaminasi. Selain virus dan bakteri, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kondisi ini, antara lain: 1. Anak-anak dan orang lanjut usia lebih rentan mengalami kondisi ini karena keduanya memiliki sistem imun yang rendah. 2. Orang yang mengidap beberapa penyakit yang menyebabkan melemahnya sistem imun, seperti HIV/AIDS dan orang yang sedang menjalani kemoterapi. 3. Orang yang tinggal di daerah dengan akses air bersih yang minim. Dengan minimnya akses air bersih, otomatis lingkungan ini memiliki sanitasi air yang tidak memenuhi standar. Akibatnya, risiko mengalami muntaber akan semakin tinggi. Berdasarkan penjelasan dari laman halodoc.com berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gastroenteritis ini, antara lain: 1. Berikan vaksin rotavirus kepada anak-anak sejak usia dua bulan untuk menghindari rotavirus, yaitu virus penyebab muntaber. 2. Rajin mencuci tangan dengan sabun antiseptik untuk melindungi diri dari virus dan bakteri. 3. Jangan mengkonsumsi makanan mentah atau makanan setengah matang untuk menghindari adanya virus dan bakteri yang masuk ke dalam perut. 4. Sebelum mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, cuci terlebih dulu dengan air yang mengalir. Gunakan sabun jika diperlukan. 5. Konsumsi minuman di dalam kemasan, untuk menghindari adanya virus dan bakteri yang menempel pada air. 6. Jangan mengkonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin. Karena bisa jadi air yang digunakan untuk membuat es batu adalah air mentah yang sudah terkontaminasi. Gastroenteritis yang tidak ditangani dengan baik akan bertambah parah dan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya dehidrasi. Dehidrasi parah akibat gastroenteritis bahkan bisa membahayakan nyawa pengidapnya. Segera tangani jika dehidrasi yang muncul ditandai dengan urine berwarna kuning pekat, mulut kering, pusing, linglung, dan mual. Untuk hasil yang maksimal, lakukan pemeriksaan jika menemukan gejala pada muntaber untuk mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih parah. Untuk lebih jelasnya tentang penyakit ini, kamu bisa berdiskusi langsung dengan dokter melalui fitur tanya dokter pada aplikasi Halodoc.*** (Penulis: Zumardi IP)

Leave a comment