Melacak Keberadaan Tuyul dalam Sejarah, Makhluk Halus yang Diinginkan Sejuta Ummat

25 November 2022 13:50 WIB
Ilustrasi

Insidepontianak.com – Seseorang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi akan melakukan segala hal, termasuk pesugihan dengan cara memelihara Tuyul.

Tuyul adalah sejenis Urban legend atau hantu lokal yang berasal dari Indonesia ini sering dikenal dengan watak tidak menyeramkan, bahkan direbutkan.

Mungkin orang-orang pada takut ketika bertemu dengan Kuntilanak, Pocong, Genderuwo, atau Sundelbolong, watak keseraman makhluk halus tersebut memang sering mendebarkan jantung bila bertatapan langsung, hal ini berbeda bela kasusnya dengan Tuyul.

Baca Juga: Yann Sommer, Hero Timnas Swiss Ketika Melawan Kamerun di Piala Dunia 2022 Qatar

Kata 'Tuyul' sebenarnya sudah muncul dan menjadi buah bibir masyarakat Indonesia semenjak Negara ini belum merdeka, tepatnya pada tahun 1940-an. Hantu tersebut tidak pernah melakukan serangan teror ataupun hal menakutkan warga, akan tetapi suka membuat warga stress bila rumahnya disinggahi dedemit berkepala pelontos ini.

Pasalnya, Tuyul dalam kepercayaan tradisional merupakan jenis hantu yang suka mencuri harta orang lain entah berupa uang, beras, ataupun berupa kekayan lainnya. Menangkapnya pun tidak bisa sembarangan dengan cara fisik, harus orang tertentu yang bisa mengalahkannya.

Menurut keterangan Peter Boomgard, dalam 'Sejarah Ekonomi Modern Indonesia Berbagai Tantangan', hantu yang dapat membantu seseorang untuk memperoleh kekayaan sebelum era 1930 sampai 1940-an tidak dikenal dengan Tuyul.

Makhluk tersebut malah dikenal dengan 'Gundul', nama ini disematkan kepadanya karena memiliki kepala botak pelontos, perawakannya pun kecil menyerupai anak-anak. Tampang fisik tersebutlah yang membuat hantu ini tidak ditakuti oleh sebagian besar masyarakat.

Karakteristik ini sangat jelas direkam dalam 'De Javaansche geestenwereld', karangan Van Hien pada tahun 1894. Ciri-ciri penampilan fisik tersebut disadur dari realita kehidupan sosial, pada masa itu 'bocah cilik wong Jowo' rata-rata rambutnya dicukur sampai habis, serta sering bertelanjang dada.

Sedangkan penamaan 'Gundul' kepada makhluk halus yang suka mencuri uang ini sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, sejak abad ke -19 pertengahan. Hal tersebut dibenarkan oleh Boomgard dalam penelitiannya.

"Setan Gundul atau Gundul saja adalah contoh yang baik. Saya menemukannya disebut-sebut pertama kali dalam sebuah sumber bertahun 1860," tulisnya. Terkait sumber yang diacu oleh Boogard adalah buku karangan S. E. Harthoorn, 'De zending op Java en meer bepaald die van Malang' yang di muat dalam Madedelingen van het Nederlandsch Zendelingen Genootschap 4 (1860).

Terkait bagaimana cara mendapatkan si Gundul untuk membantu urusan ekonomi sang majikan sangatlah bervarian, Boomgard sendiri menjelaskan adakalanya dengan cara mudah sampai hal ekstrim yang harus diperbuat.

Mereka yang rela untuk memperkerjakannya harus menempuh ritual pengorbanan kerbau, atau orang yang harus ditumbalkan. Setelah ritual tersebut tuntas dilaksanakan, barulah Gundul berpihak kepadanya.

Tidak hanya itu saja, memperkerjakan Gundul tidak akan berlangsung selamanya. Umumnya hantu ini akan membantu seseorang dalam satu periode saja, yaitu selama tujuh tahun lamanya. Ketika kontrak habis, makhluk halus berbadan kecil tersebut akan bebas berbuat sesuka hatinya.

Untuk memperpanjang kontrak, pemilik Gundul harus menyediakan tumbal berupa manusia untuk dipersembahkan, barulah dia akan mendapatkan penambahan masa perjanjian selama dua periode.

Selain hal-hal di atas, ada juga kewajiban majikan Gundul yang harus dilakukan agar jenis dedemit ini mau bekerja dengan senang. Mereka wajib memberi makan makhluk astral tersebut dengan kacang hijau setiap hari, namun bila si empu mempunyai istri maka dia harus menetekinya dengan teratur.

Dihapusnya kata Gundul bermula pada tahun 1930 sampai 1940-an, makhluk ghaib yang berbadan kecil ini sudah mulai dikenal dengan 'Tuyul' di era tersebut. Walaupun istilahnya berbeda dalam penyebutan, menurut Boomgard kedua nama tersebut masih merujuk ke hantu yang sama.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apakah Kamu Seseorang yang 'Rumit' dalam Cinta? Jawab Tantangan untuk Kamu Jawab Sekarang

"Jelas, ada persamaan antara Gundul dan Tuyul. Gundul hilang begitu saja pada 1930-an dan 1940-an. Inilah saatnya tuyul memulai kariernya," ungkap Boomgard dalam penelitiannya.

Semenjak periode tersebut istilah Gundul tak pernah didengar kembali di telinga masyarakat, mereka lebih menyukai menggunakan nama Tuyul untuk menyebutkan makhluk gaib yang berkepala botak tersebut. ***

Tags :

Leave a comment