Unisma Kukuhkan Dua Guru Besar Peternakan

14 Maret 2024 12:41 WIB
Rektor Unisma Prof Maskuri (tengah) foto bersama dengan Prof Badat Muwakhid, dan Prof Mudawamah. (Istimewa)

MALANG, insidepontianak.com - Universitas Islam Malang atau Unisma, mengukujkan dua Guru Besar bidang peternakan.

Dua guru besar yang dikukuhkan itu adalah Prof. Dr. Ir. H. Badat Muwakhid, M.P., IPM dan Prof. Dr. Ir. Hj. Mudawamah, M.Si., IPM., ASEAN, Eng. Penghukuan dilaksanakan di Gedung Pascasarjana Unisma, Sabtu (9/3/2024) kemarin.

Bertambahnya dua Guru Besar membuat Unisma semakin gagah di kancah pendidikan tinggi nasional dan internasional. Guru Besar membuat Unisma semakin progres dalam menjalankan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Prof Badat Muwakhid, menjadi guru besar dalam bidang ilmu nutrisi dan makanan ternak. Sedangkan Prof Mudawamah, guru besar dalam bidang ilmu genetika dan pemuliaan ternak. 

Prof Badat mengatakan luasnya lahan pertanian dan peternakan di Indonesia menjadi potensi besar kemajuan bangsa ini.

Peternakan menjadi salah satu penghasilan terbesar. Untuk terus mengembangkan potensi ini salah satunya harus didukung dengan ketersediaan pakan.

“Penghasilan pangan di negara kita sangat besar. Hal itu berimbas pada jumlah limbah pangan yang juga besar. Maka ini menjadi potensi untuk peningkatan pakan yang berkualitas untuk ternak,” katanya.

Penelitian Prof Badat berfokus pada perbaikan pakan dari proses fermentasi. Dari proses ini hasilnya lebih berkualitas. Kandungan nutrisi pakan lebih bagus. Sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak.

“Limbah pangan yang banyak tadi kita manfaatkan untuk menjadi pakan melalui proses fermentasi. Supaya limbah tidak terbuang percuma dan bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ternak yang bagus,” terang pria yang juga Wakil Rektor 3 Unisma ini.

Prog Badat sangat konsen di bidang ini sejak menempuh program magister. Dia pun mengembangkan penelitiannya di program doktoral hingga mengantarnya menjadi guru besar.

“Sejak mengerjakan tesis saya sudah konsen pada perbaikan pakan dari proses fermentasi limbah pangan atau pertanian,” terangnya.

Menurutnya, Indonesia belum prioritas dalam menyiapkan pakan. Lahan yang luas masih prioritas pada pangan.

Sementara populasi hewan ternak semakin berkembang. Karena itu upaya untuk juga meningkatkan pakan salah satunya melalui proses fermentasi.

Pakan yang dihasilkan melalui proses fermentasi memiliki kelebihan. Terutama untuk kandungan nutrisinya.

“Sebab mikroba yang digunakan untuk proses fermentasi akan banyak menghasilkan enzim yang sangat baik untuk pencernaan dan pertumbuhan hewan,” jelasnya.

 

Prof Badat Muwakhid, dan Prof Mudawamah, merupakan dua Guru Besar pertama di Fakultas Peternakan Unisma.

Tentu ini menjadi sebuah kebanggaan. Keberadaan Guru Besar membuat performa fakultas maupun universitas semakin baik.

“Harapan saya tentu kepada para dosen khususnya yang masih muda untuk semangat mengejar karir hingga jabatan guru besar. Karena manfaatnya selain untuk diri sendiri juga untuk institusi perguruan tinggi kita,” ucap Prof Badat.

Hal senada juga disampaikan Prof Mudawamah. Dia mengatakan dosen harus punya kemauan besar untuk meningkatkan karirnya. Mulai dari jabatan asisten ahli, lektor, lektor kepala sampai ke guru besar atau profesor.

Karena itu, konsistensi dalam melakukan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi harus ditingkatkan. Tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Menurutnya, mencapai jabatan Guru Besar bukan sesuatu yang mudah. Dosen harus menemukan hal-hal baru. Berbagai persyaratan harus dipenuhi. Seperti melakukan publikasi scopus hasil penelitiannya.

“Seorang profesor dituntut untuk bisa menjadi leader dalam penelitian-penelitian besar. Keberadaan profesor akan menjadi kebanggaan termasuk oleh universitas,” ucapnya.(fauzi)***

Leave a comment