Simfoni Cahaya Malam Natal di Gereja Salib Suci, Saat Keluarga Menjadi Inti Doa

25 Desember 2025 12:12 WIB
Seorang ibu dengan kebaya putih berdiri khidmat memegang lilin di tengah-tengah umat, menyimak doa dalam Misa Malam Natal 2025 di Gereja Salib Suci Ngabang. (Insidepontianak.com/Wahyu)

NGABANG, insidepontianak.com — Lampu-lampu di Gereja Salib Suci Ngabang, Kabupaten Landak, perlahan meredup, saat petang menyerah pada malam, Rabu (24/12/2025).

Gelap menyelimuti sejenak. Lalu cahaya kecil muncul. Satu. Dua. Puluhan. Ratusan. Lilin-lilin di tangan umat menyalakan malam. Gulita berubah menjadi terang temaram.

Aroma lilin terbakar menusuk hidung. Suasana mendadak hening. Riuh jalanan di luar gereja terasa menjauh.

Yang tersisa hanya doa. Mengalun pelan. Menjadi simfoni. Menyatu di antara pilar-pilar tua. Setiap nyala api menyimpan cerita.

Seorang ibu berkebaya putih berdiri khusyuk di barisan tengah. Pandangannya tertambat pada lilin di tangannya.

Api kecil itu dijaga penuh hati-hati. Seperti menjaga harapan, agar tak padam oleh lelah dan ragu.

Di sudut lain, para remaja saling mendekat. Sumbu lilin disentuhkan perlahan. Api dibagi dengan cermat. Memberi pesan: iman dirawat lewat kebersamaan.

Malam Natal 2025 di Gereja Salib Suci Ngabang menjadi ruang refleksi tentang arti rumah bagi keluarga. Pastor Samuel, yang memimpin Misa, menegaskan satu pesan utama, “Tuhan lahir untuk menyelamatkan keluarga.”

Baginya, kehadiran Tuhan adalah perhatian nyata bagi setiap keluarga. Terutama mereka yang tengah diuji penderitaan dan beratnya beban hidup.

Namun makna keluarga yang disampaikan dari altar Salib Suci tak berhenti pada rumah tangga. Pesan itu luas.

Pastor Samuel mengajak umat memandang dunia sebagai satu komunitas besar. Saling terikat. Saling menjaga. Sebab, kasih Tuhan bukan hanya milik keluarga inti. Melainkan keluarga dunia.

“Keluarga dan komunitas besar apa pun, Tuhan ingin selamatkan dan dianugerahi damai sejahtera,” ucapnya tenang.

Malam kian larut. Doa-doa pun meluas. Melampaui kota Ngabang. Terselip harapan agar semangat persatuan yang lahir di gereja itu menjalar ke mana-mana.

“Semoga bangsa dan negara kita mengalami damai. Jauh dari perpecahan. Tetap bersatu. Kompak. Berada dalam berkat dan lindungan Tuhan,” pungkas Pastor Samuel.

Di bawah lindungan doa, ribuan lilin terus menyala. Cahaya-cahaya kecil itu menjadi pengingat: di tengah gelap, selalu ada terang. Menuntun langkah menuju damai. ***


Penulis : Wahyu
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment

ok

Berita Populer

Seputar Kalbar