Gubernur Kalbar Ria Norsan Dorong Percepatan Pemindahan Operasional Pelabuhan Kijing

17 Desember 2025 17:17 WIB
\Gubernur Kalbar Ria Norsan saat menerima audiensi dari KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) bersama Pelindo (PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pontianak di ruang kerja Gubernur Kalimantan Barat, Rabu (17/12/2025). (Adpim)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengatakan selain mendorong percepatan pemindahan operasional pelabuhan kijing, Ria Norsan juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dimana saat ini persoalan infrastruktur jalan belum terselesaikan. 

Hal itu disampaikan Ria Norsan saat menerima audiensi dari KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) bersama Pelindo (PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pontianak di ruang kerja Gubernur Kalimantan Barat, Rabu (17/12/2025).

"Saya menyambut baik kedatangan dari KSOP bersama Pelindo, terima kasih sudah hadir untuk bersilaturahmi," kata Ria Norsan.

Audiensi kali ini Gubernur Kalbar bersama KSOP Kelas I Pontianak dan Pelindo Regional 2 Pontianak membahas optimalisasi operasional Pelabuhan Internasional Kijing di Mempawah dan upaya mendorong infrastruktur jalan tol menuju Pelabuhan guna mengurai kemacetan untuk mendukung kelancaran logistik.

"Prioritas kita jalan tol menuju Pelabuhan Kijing guna mengurai kemacetan di Wilayah Pontianak menuju Pelabuhan Kijing di Mempawah," jelasnya.

Dirinya juga mengungkapkan telah beraudiensi dan meminta kepada balai Jalan untuk memperhatikan pelebaran dan kesiapan jalur penghubung menuju Kijing agar tidak menimbulkan kemacetan saat aktivitas pelabuhan meningkat.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Pontianak, Dian Wahdiana menjelaskan bahwa Pelabuhan Kijing saat ini telah mulai beroperasi khususnya untuk melayani muatan curah kering seperti bauksit beserta turunannya, serta muatan cair berupa Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya.

“Terminal Kijing sudah berjalan, terutama untuk muatan curah kering seperti bauksit dan muatan cair seperti CPO. Ke depan, pelabuhan ini juga direncanakan untuk melayani bongkar muat pupuk serta beras bersubsidi dari Bulog,” jelasnya.

Namun saat ini untuk pengoperasian terminal peti kemas, masih diperlukan koordinasi lanjutan dengan sejumlah asosiasi pelayaran dan logistik, seperti INSA, ISSA, serta ALFI/ILFA. 

Hal ini terkait dengan pola distribusi kargo yang selama ini terpusat di Kota Pontianak sehingga diperlukan pembahasan khusus terkait biaya logistik, mobilisasi barang dari dan ke Kijing, serta kemungkinan pemberian insentif agar pelaku usaha tertarik memanfaatkan Pelabuhan Kijing secara optimal.

“Perlu ada solusi bersama, termasuk kemungkinan insentif, karena mobilisasi kargo dari Kijing ke Pontianak tentu membutuhkan biaya tambahan. Selain itu, kondisi lalu lintas jalan juga berpotensi semakin padat ke depan,” terang Dian. *


Penulis : Dina Wardoyo
Editor : -

Leave a comment

ok

Berita Populer

Seputar Kalbar