Aroma Kopi dari Pedalaman Landak: Potensi Produk Unggulan Daerah
LANDAK, Insidepontianak.com - Di tengah dominasi komoditas perkebunan kelapa sawit, sebidang potensi luar biasa tersembunyi di pedalaman Kabupaten Landak, yaitu Kopi.
Komoditas ini kini sedang diupayakan untuk dihidupkan kembali, khususnya di Desa Tengon dan Sempatung, sebagai langkah strategis untuk diversifikasi usaha perkebunan dan mengangkat kesejahteraan petani.
Kepala Bappeda Kabupaten Landak, Yulianus Edo Natalaga, mengungkapkan hasil kajian dan survei timnya menemukan kopi dan kakao sebagai dua komoditas unggulan yang potensial untuk dikembangkan.
Namun, kopi dinilai memiliki keunggulan lebih besar, terutama karena potensinya untuk langsung diolah menjadi barang jadi di tingkat produsen.
"Kami menemukan bahwa kopi ini, setiap pohon itu bisa jadi produsen barang jadi," ujar Edo, Rabu (03/12/2025)
Hal ini sangat kontras dengan kakao Landak yang saat ini masih terbatas sebagai penyedia bahan baku non-fermen dengan harga murah dan rentan terhadap hama.
Meskipun populasi tanaman kopi di Tengon dan Sempatung didominasi oleh pohon-pohon tua yang kurang terawat, bahkan menyerupai pohon liar, uji sampel menunjukkan hasil yang mengejutkan.
Kopi dari pohon-pohon tua ini menghasilkan cita rasa yang khas dan sangat enak. Pengakuan akan kekhasan ini menjadi modal besar bagi Landak.
Untuk menguatkan nilai jual dan posisinya di pasar, Pemerintah Kabupaten Landak sedang memproses pengajuan Indikasi Geografis (IG), sebuah pengakuan resmi terhadap kekhasan produk yang berasal dari daerah tertentu.
Bahkan sebelum pengakuan resmi ini, harga kopi Landak telah diapresiasi tinggi, mencapai puluhan ribu rupiah per kilogram. Permintaannya pun sangat tinggi.
"Dan selalu sold out," tambah Edo.
Keunikan cita rasa kopi Landak ini diakui oleh Deri, pemilik kedai kopi yang biasa membeli biji kopi lokal dari Tengon dan Sempatung.
Deri menjelaskan bahwa kopi Robusta dari daerah ini memiliki perbedaan signifikan dari Robusta pada umumnya.
Robusta biasanya dikenal karena rasa pahit, kuat, pekat, dan aroma earhty seperti kacang atau coklat.
"Robusta Tengon justru menyajikan rasa khas dengan dominan aroma spicy atau rempah, sehingga lebih nikmat dinikmati sebagai singel origin," jelas Deri.
Sejak dikenalkan sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Landak, permintaan pasar terhadap kopi ini semakin ramai.
Sayangnya, antusiasme pasar yang tinggi ini belum dapat diimbangi dengan kemampuan produksi petani lokal.
Kepala Desa Tengon, Agusmianto, membenarkan bahwa pasokan dan stok kopi di desanya selalu kurang dan tak pernah cukup memenuhi tingginya permintaan pasar.
"Stok dan pasokan itu selalu kurang," ucap Agusmianto.
Meskipun demikian, luas lahan kopi milik petani di Tengon saat ini sudah mulai marak, diperkirakan mencapai kurang lebih 35 hektare.
Potensi kopi Landak ini memberikan angin segar bagi sektor ekonomi para petani, menawarkan peluang dan mengurangi ketergantungan pada tanaman sawit. (*)
Penulis : Ya Wahyu
Editor : -

Leave a comment