Rektor Untan Bungkam Ungkap Hasil Kerja Tim Investigasi Kasus Manipulasi Nilai SIAKAD

9 Mei 2024 10:58 WIB
Kampus Magister Fisip Untan. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com – Sudah lebih dari sepekan, tim investigasi menyerahkan hasil kesimpulan penyelidikan kasus manipulasi nilai SIAKAD yang terjadi di Magister Fisip Untan kepada Rektor, Profesor Garuda Wiko.

Namun, hingga kini hasilnya masih ditutupi. Padahal, dugaan kasus kejahatan akademik itu adalah pelanggaran etik berat. 

Karena, diduga libatkan oknum dosen berinisial EL, yang juga pejabat teras di kampus biru, sebagai joki nilai untuk mahasiswa berinisial YL yang tak pernah kuliah, tapi nilainya mendadak full di sisetm SIAKAD. YL adalah ketua partai politik tingkat Provinsi Kalimantan Barat.

Profesor Garuda Wiko terkesan terus mengulur waktu mengumumkan hasil kerja tim investigasi, dengan berbagai alasan.

Berbagai upaya konfirmasi dilakukan Insidepontianak.com kepada Rektor mempertanyakan progres penanganan kasus itu. Tapi sampai sekarang tak kunjung ada respons.

Pesan WhatsApp tak pernah dibalas. Terkini, Rektor juga tak dapat ditemui di kantornya. Alasannya, karena sedang tak di tempat.

"Bapak tidak ada di kantor Bang. Informasinya ke luar negeri," kata seorang Satpam Rektorat Untan kepada reporter Insidepontianak.com, Rabu (8/5/2024).

Satpam itu menyebut, untuk sementara waktu, tugas Rektor digantikan oleh pelaksana harian atau Plh, Sy Hasyim Azizurahmam.

Sy Hasyim dikonfirmasi juga tak memberikan penjelasan apapun. Kompak bungkam seperti Rektor.

Sejumlah daftar pertanyaan yang dikirim melalui pesan WhatsApp, hanya dibalas basa-basi yang tak subtansi.

"Terima kasih," balas Sy Hasyim singkat menanggapi pertanyaan yang dikirim reporter Insidepontianak.com, soal progres penaganan kasus manipulasi nilai SIAKAD.

Bola di Tangan Rektor

Pengamat hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak, Herman Hofi Munawar menilai, tak terlalu sulit mengungkap kasus kejahatan akademik ini.

Sebab, sejumlah pihak telah dipanggil tim investigasi dan telah dimintai keterangan. Bahkan, hasil kesimpulannya sudah diserahkan kepada Rektor.

Sehingga, sekarang tinggal menunggu komitmen Rektor, apakah serius mengungkap kasus ini secara transparans atau tidak.

"Sekarang bolanya tinggal di Rektor mau ditendang ke mana," kata Herman Hofi.

Namun, dia yakin dalam waktu dekat Rektor bakal mengumumkan hasil rekomendasi tim investigasi. Sebab, bagaimanapun, penanganan kasus ini harus tuntas, untuk membersihkan nama baik universitas dan kampus Fisip. 

"Dan kita berharap hasil tim investigasi dibuka Rektor ke publik, sehingga masyarakat bisa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di Untan," ucap Herman.

Desak Rektor Beri Sanksi

Sebelumnya, Ketua Ikatan Keluarga Alumni atau IKA Fisip Untan, Iwan Darmawan mendesak Rektor Profesor Garuda Wiko memberi sanksi tegas kepada oknum yang terlibat dalam kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD. Sebab, praktik itu dinilai merusak nama baik kampus.

Iwan Darmawan memastikan keluarba besar IKA Fisip mendukung pengusutan kasus ini secara transparans.

Pernyataan itu disampaikan lewat sebuah rekaman suara dengan beground logo IKA Fisip, yang telah beredar sejak 20 April 2024. Berikut poinya:

Pertama, meminta pihak-pihak yang berkompeten menagani kasus ini memberikan sanksi tegas terhadap oknum-oknum pelaku sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila terbukti bersalah.

Kedua, IKA Fisip Untan juga meminta pihak fakultas mawas diri dan introspeksi internal kelembagaan demi kembali pulihnya nama baik Fisp Untan dan Universitas Tanjungpura.

"Demikian pernyataan sikap ini kami buat, demi tegaknya moralitas, kredibilitas, kampus Universitas Tanjungpura dan nama baik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Tertanda Iwan Darmawan, Ketua Umum, IKA FISIP Untan," ucap Iwan Darmawan.

Kronologi Kasus

Kasus dugaan memanipulasi nilai SIAKAD ini terbongkar, sekitar awal April 2024. Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.

Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.

Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.

Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.

Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.

Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).

Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.

Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.

“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.

Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.

Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan.

Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip pada, Senin (22/4/2024).

Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.

Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.

Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment