Sekda Ketapang Hadiri Acara Adat Padi Mansak Buah Garak di Sekembar Nanga Tayap

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

KETAPANG, insidepontianak.com – Sekda Ketapang Alexander Wilyo, yang juga begelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerjaan Hulu Aik, menghadiri acara adat Padi Mansak Buah Garak di Sekembar, Desa Kayong Tuhe, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Sabtu (20/01/2924).

Menurutnya, acara adat Padi Mansak Buah Garak merupakan ungkapan rasa syukur atas musim panen yang bersamaan dengan musim buah. Musim panen yang bertepatan dengan musim buah terjadi sekali dalam 20 tahun.

Oleh sebab itu Wilyo mengatakan, ritual adat Padi Mansak Buah Garak, selain beras baru, juga dilengkapi dengan aneka buah-buahan, seperti durian, langsat, mentawak, rambutan, kusik, pekawai, maloi, teratong dan lain-lain.

Hari pertama acara adat Padi Mansak Buah Garak diawali dengan ritual ancak dan senggayongan. Hari keduanya dilanjutkan dengan ritual adat pangkak gasing. Setelah itu dilanjutkan dengan acara makan pulut dan emping padi.

Ia pun sangat mengapresiasi pelaksanaan ritual adat Padi Mansak Buah Garak di Desa Kayong Tuhe tersebut, sebagai sebuah adat budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.

“Sebenarnya saya ada agenda lain. Namun karena saya sangat apresiasi terhadap ritual adat Padi Mansak Buah Garak ini,  akhirnya saya memutuskan untuk menghadiri acara Adat Padi Mansak Buah Garak di Desa Kayong Tuhe ini. Artinya saya harus memastikan bahwa adat jalan jamban titi kita tetap jalan," ungkap Wilyo.

Selain itu, ia berharap, acara ini tidak hanya dilaksanakan di Sekembar saja, tetapi juga  dapat dilaksanakn di beberapa daerah lainnya.

“Kita sangat bersyukur kepada Duata Perimbang Alam Bumi Tanah Arai dan para leluhur kita, karena  pohon buah berbuah banyak  dan padi berbuah jangak, sehingga kita semua dapat menikmatinya," ungkap dia.

Atas nama pribadi dan sebagai Sekda Ketapang, Wilyo mengucapakan selamat dan sukses atas  dilaksanakannya acara adat Padi Mansak Buah Garak.

“Karena dengan dilaksanakannya acara adat ini, artinya kita sudah merawat dan  menjaga  adat-istiadat dan budaya kita sejak karosik mulai tumbuh tanah mulai menjadi, sampai anak-cucu kita kelak," tuturnya.***

Tags :

Leave a comment