Waspada Hoaks Jelang Pemilu, Pemilih Pemula Diimbau Tingkatkan Literasi Media dan Informasi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Kalbar, Reinardo Sinaga mengajak pemilih pemula meningkatkan literasi media dan informasi.

Tujuannya, supaya pemilih pemula dapat berperan aktif menyanggah hoaks yang berpotensi bermunculan seiring dengan masuknya tahun politik.

Ajakan ini disampaikan Reinardo atau karib disapa Edo, saat sosialisasi bersama Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fisip Untan, ke SMA IT AL-FITYAN, Kubu Raya, bertajuk: Anti Hoax Kepada Pemilih Pemula Menjelang Pemilu 2024, belum lama ini.

Di kesempatan ini, tim PkPM Fisip Untan juga menyampaikan, Pemilu 2024 yang akan diselenggarakan secara serentak, berpotensi memunculkan kembali fenomena hoaks di media digital.

Ancaman ini harus diwaspadai bersama. Sebab, dampak penyebaran hoaks bisa membuat bangsa terpecah. Disebutkan, ada beberapa alasan mengapa orang mudah percaya kepada hoaks.

Pertama, karena tidak mencermati sumber informasi. Kedua, tidak sabar dan kurang perhatian, malas secara kognitif, emosi mengalahkan rasionalitas, tekanan sosial, confirmation bias, dan pengulangan.

Pemilih pemula sendiri sangat rentan dengan hoaks. Sebab, pemilih pemula adalah pemilih muda yang rentan terhadap informasi yang tidak benar dan berperan dalam menentukan masa depan negara.

Katadata Insight Center menyebutkan, masyarakat Indonesia sering menggunakan internet dalam beraktivitas.

Namun sayangnya sebanyak 76 persen yang mencari dan mendapatkan informasi melalui media sosial.

Hal ini dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan hoaks. Sehingga menimbulkan dampak negatif bagi keberlangsungan Pemilu 2024.

Apabila hoaks mendominasi menjelang Pemilu 2024 maka, tentu saja menjadi ancaman bagi jalannya Pemilu yang demokratis dan berkualitas.

“Hoax dapat mengakibatkan polarisasi politik di kalangan masyarakat sehingga menimbulkan perpecahan,” ucap Edo.

Selain itu, hoaks juga dapat menurunkan partisipasi politik. Terutama di kalangan pemilih pemula.

Akibat hoaks, masyarakat juga dapat tidak lagi mempercayai terhadap proses Pemilu dan partisipasi pemilih serta legitmasi pemerintahan yang akan berkuasa.

“Untuk itu, diperlukan partisipasi aktif pemilih pemula dalam mencegah dan mendeteksi hoax terutama menjelang Pemilu,” ajak Edo.

Adapun tips yang dapat dilakukan oleh pemilih pemula untuk mencegah keterpaparan hoaks yaitu cek alamat media, cek detail visual media, berhati-hati terhadap iklan dan waspada jika suatu media terlalu banyak menanyangkan iklan.

Selanjutnya, cek kreidbilitas media, waspada dengan judul-judul sensasional, membandingkan ciri-ciri pakem media mainstream, dan cek berita ke situs mainstream.

Adapun beberapa solusi yang dapat dilakukan bagi pemilih pemula supaya tak termakan hoaks yaitu, dengan menggalakan pendidikan literasi media dan informasi.

Kemudian, melakukan kampanye dan kesadaran publik. Untuk pihak pemerintah dapat bekerja sama dengan platform media sosial dalam memberantas hoaks.

Melakukan tindakan hukum yang tegas bagi pihak yang melanggar, berkolaborasi antar-sektor yang terkait.

Mengaktifkan masyarakat maupun komunitas yang memiliki kekhawtiran yang sama terhadap hoaks.

Serta, menyediakan sumber berita yang terpercaya, serta dapat memastikan dan meyediakan akses terhadap suatu informasi yang faktual dan transparan.***

Leave a comment