Arwana Siluk Merah, Ikan Khas yang hidup di Sungai Kapuas dan Danau Sentarum

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Siluk merah mungkin terkesan asing, tapi ketika disebut arwana super red maka orang-orang jadi paham. Ya, itulah nama lain dari ikan tersebut.

Orang setempat, terutama Kalimantan Barat, menyebut arwana super red dangan siluk merah. Ikan dengan nama latin Scleropages legendrei ini memang hidup di sana.

Tepatnya, ikan arwana siluk merah, memang hidup bebas di Sungai Kapuas dan Danau Sentarum. Artinya benar-benar endemik Kalimantan Barat.

Melansir kawanhewan.com, Rabu (8/11/2023), siluk merah atau disebut juga dengan ikan arwana super red atau ikan naga merupakan salah satu Satwa Pesona Indonesia dan telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.

Ikan ini menjadi satu diantara tiga fauna yang menjadi maskot Indonesia. Dua satwa lainnya yaitu komodo dan elang Jawa yang merupakan Satwa Langka Indonesia.

Ketiga satwa ini biasanya menjadi maskot atau tema dalam peringatan hari cinta puspa dan satwa nasional setiap tanggal 5 November.

Sayangnya, di lingkungan aslinya, siluk merah menunjukkan penurunan populasi yang cukup pesat. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor penangkapan liar dan rendahnya daya kembang biak sehingga membuat ikan ini terancam punah.

Ikan ini memiliki pesona yang sangat eksotik, memiliki sisik yang lebar dan tersusun rapi seperti sisik ular naga sehingga mengapa ikan ini disebut juga sebagai ikan naga.

Selain memiliki sisik yang lebar dan tersusun rapi, sisik dari ikan ini juga berwarna merah emas yang menyala sehingga bisa membuatnya semakin mewah dan elegan.

Siluk merah pada dasarnya memiliki gerakan yang cukup gagah namun sekaligus anggun. Karakter ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak sekali yang menyukai ikan asal Sungai Kapuas dan Danau Sentarum ini.

Selain menjadi ikan yang pembawaannya tenang, arwana siluk merah juga mudah beradaptasi dan mudah berinteraksi dengan pemiliknya.

Umumnya, ikan jenis ini terbagi menjadi 4 warna, yaitu warna merah darah (blood red), merah cabai (chili red), merah oranye (orange red), dan merah emas (golden red).

Dengan izin khusus, ikan arwana merah ini bisa diperdagangkan secara legal dengan syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu siluk merah harus disertai dengan sertifikat serta microchip yang tertanam di dalam tubuhnya. Microchip ini menjadi tanda bahwa ikan tersebut merupakan hasil penangkaran.

Yang jelas siluk merah menjadi komoditas ikan yang paling banyak dicari di pasar ekspor. Pasar terbesarnya yaitu Jepang, Vietnam, Tiongkok, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Filipina, Hongkong, Taiwan, hingga Singapura.

Peluang besar pasar siluk merah ini tentu saja memicu kekhawatiran yang besar. Walaupun kini banyak dibudidayakan di penangkaran serta terkenal di kontes internasional, ikan jenis ini terancam di alam bebas.

Faktor kerusakan alam juga menjadi salah satu penyebab terancam punahnya jenis ikan arwana ini. Demikian informasinya, semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment