Imbas Video Kawin Tangkap yang Viral di NTT Tuai Kontroversi, Polisi Periksa Para terduga Pelaku

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Sebuah video bernarasi Kawin Tangkap yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial. Kini, para kepolisian setempat tengah melakukan pemeriksaan terhadap para terduga pelaku.

Dalam narasi video Kawin Tangkap yang berlokasi di NTT ini juga menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Netizen yang mengetahuinya terpecah menjadi dua kelompok, ada yang bersikap bahwa tradisi tersebut sudah tidak relevan.

Namun, bagi sebagian lain yang memahami konsep Kawin Tangkap di NTT ini memaklumi peristiwa tersebut. Terlepas dari itu semua, pihak kepolisian sudah mulai mendalami keterangan dari berbagai pihak yang terlibat.

Sebelumnya, beredar sebuah video tentang aksi penculikan seorang perempuan di Kabupaten Sumba Barat Daya. Para terduga pelaku datang berkelompok dan langsung menggotong korban.

Rupanya, penculikan tersebut merupakan adat istiadat yang berlaku bila hendak menikahi seorang perempuan. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah Padeta Mawinne.

Peristiwa Kawin Tangkap ini direkam oleh sebuah CCTV toko, kemudian beredar di media sosial. Salah satu akun yang ikut merepost yakni @memomedsos, pada Kamis (7/9).

Barulah setelah video rekaman tersebut viral, pihak kepolisian langsung terjun ke lapangan. Aparat penegak hukum berusaha untuk mengetahui kabar sebenarnya.

Melalui Humas Polda NTT, Ariasandy menyatakan bahwa pihaknya telah menggali informasi dari beberapa saksi yang berada di lokasi saat adat Kawin Tangkap sedang berlangsung.

"Para saksi yang diperiksa itu, yakni korban berinisial DM, ibu korban dan para terduga pelaku termasuk sopir kendaraan yang mengangkut korban," kata Ariasandy, Sabtu (9/9)

Tidak hanya itu saja, polisi juga telah mengamankan para terduga pelaku yang berjumlah sembilan orang. Mereka diketahui berinisial JBT, MN, HT, VS, LN, MDL, LDL, L, dan J.

Mereka berhasil diamankan di Kampung Erunaga, Desa Weekurra, Kecamatan Kota tambolaka, Kabupaten Sumba Daya Barat pada pukul 14.00 WITA.

Ariasandy juga menjelaskan, dari kesemuanya 5 orang terduga pelaku telah dibebaskan meninggalkan ruang pemeriksaan. Sedangkan 4 lainnya berinisial JBT, MN, T, dan VS tetap menjalani pemeriksaan mendalam.

Hal itu disebabkan, keempat orang tersebut kuat diduga sebagai pelaku utama. Bahkan, pihak kepolisian juga menyita mobil pick-up yang dijadikan kendaraan untuk mengangkut korban.

Dari keterangan beberapa saksi, mulanya korban berinisial DM sedang berada di rumah di Kampung Belakang, Kelurahan Weekaabula, Kecamatan Kota Tambolaka.

Tak berselang beberapa lama, datanglah paman korban. Dia membawa kabar dan menyampaikan perihal sebab keributan yang terjadi di bagian belakang Rumah Budaya.

Paman DM pun akhirnya mengajak korban untuk pergi ke Rumah Budaya dengan mengendarai sebuah sepeda motor.

Tepat berada di pertigaan Womura, Desa Waimangura, Kecamatan Wewena Barat paman korban berhenti untuk membeli rokok di warung terdekat.

Barulah datang para terduga pelaku berjumlah kurang lebih 20 orang dengan mengendarai sebuah mobil Pick-Up. Mereka rata-rata berbusana adat setempat, tanpa basa-basi langsung menggotong korban.

Dalam video tersebut, bahkan terlihat warga yang juga berada di tempat perkara melihat teheran-heran. Korban yang tidak bisa melawan hanya berteriak.

"Mereka membawa korban ke rumah salah satu pelaku di Kampung Erunaga, Desa Weekura, Kecamatan Wewewa Barat," ujar Ariasandy.

Meski sudah mendapat keterangan dari berbagai pihak, Ariasandy menyebut kepolisian masih tetap mendalami Kawin Tangkap yang viral ini.

Dia menyebutkan sikap kepolisian berusaha untuk menjamin tata tertib dan keamanan setempat, serta melindungi hak-hak warga. sehingga masyarakat dapat beraktifitas bebas.

"Saat ini, anggota di lapangan tengah melakukan penyelidikan menyeluruh, dan masyarakat diminta untuk mempercayai pihak kepolisian sampai hasil penyelidikan resmi dari Polres Sumba Barat Daya diterbitkan," ujar dia.

Terlepas dari itu, beberapa netizen yang mengetahui perihal Kawin Tangkap ini terbagi menjadi dua golongan. Kebanyakan warganet bereaksi, bahwa adat tersebut lebih pantas dilakukan dalam upacara tertentu. Bukan dalam praktek keseharian.

"Adat Istiadat yang bertentangan dengan norma dan kehidupan masa kini sepertinya nggak wajib dilestarikan," tutur akun @irrham.

"Bikin jantungan bagi warga yang melihat dan gak tahu kalau lagi melaksanakan yan namanya tradisi," tutur akun @barkasyogya.

Bagi warganet yang lain dan mengetahui proses adat setempat, menganjurkan netizen tidak langsung menghakimi terlebih dahulu sebelum mengetahui duduk perkaranya secara mendalam.

"Setahuku waktu kesana, adat kawin culik ini memang masih dilestarikan… Tapi itu tentunya sudah direncanakan, jadi gak seserem di video itu. Intinya udah sama-sama suka, tapi adatnya nanti wajib diculik dulu. Orang tua datang terus kayak lamaran gitu-gitu… Better jangan salah sangka dulu, carilah informasi yang akurat," jelas akun @aulia.permatafajrina.

Hingga kini, peristiwa Kawin Tangkap di NTT ini terus menjadi pusat perhatian netizen. Ragam opini kontroversi muncul dalam bentuk komentar. (Dzikrullah) ***

Leave a comment