Mie Tiaw Melayu, Sajian Pontianak yang Menggunakan Kecap Khusus: Beda dengan Kwetiaw ala Tionghoa

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Keberadaan kedai Mie Tiaw Melayu di Pontianak, jelas sangat terpangaruh dengan masyarakat Tionghoa. Namun soal rasa, sang pemilik warung mengklaim berbeda karena memakai kecap khusus.

Itulah sebab, karena dengan kecap khusus, Mie Tiaw Melayu cenderung berwarna lebih gelap dibanding buatan masyarakat keturunan Tionghoa di Pontianak.

Selain kecap, Mie Tiaw Melayu Pontianak ini menyasar pasar Muslim. Ya, walau banyak warung masyarakat keturunan Tionghoa yang menjual mie tiaw halal.

Sebagai informasi, seperti melansir hobbymakan.asia dan tukangjalanjajan.com, Selasa (29/8/2023), nama lain mie tiaw adalah kwetiaw. Dikenal juga dengan nama char kway teow.

Masuknya warga Tionghoa ke Indonesia pada ratusan tahun yang lalu menjadi awal penyebaran kwetiau dan masakan lainnya. Makanan ini masuk dan terus berevolusi serta berakulturasi dengan budaya lokal.

Nah, di Tiongkok ada dua jenis kwetiau yang berbeda berdasarkan etnisnya, ada kwetiau khas Hokkian dan Tio Ciu. Kwetiaw buatan etnis Hokkian identik dengan tambahan seperti bakso ikan dan sosis.

Sementara Tio Ciu, lebih senang menggunakan daging sapi dan babat serta tambahan sayuran seperti sawi atau kucai. Sedangkan di Indonesia sudah berakulturasi dengan tambahan daging ayam atau ati ampela ayam.

Lalu, bagaimana dengan Mie Tiaw Melayu? Silakan ke Jalan Patimura, Kecamatan Pontianak Selatan, Anda akan merasakannya sendiri.

Di warung ini, ada tiga olahan mie tiaw yang didagangkan. Yakni mie tiaw goreng, mie tiaw rebus, dan mie tiaw siram. Topping yang digunakan ada daging, bakso, sayur sawi dan tauge, seledri, dan bawang goreng.

Artinya, proses pembuatan mie tiaw goreng di sana kurang lebih sama dengan olahan mie tiaw pada umumnya. Hanya saja yang membuat Mie Tiaw Melayu berbeda adalah kecapnya.

Penjualnya menggunakan kecap ramuan atau buatan sendiri yang menjadi rahasia dapurnya. Ada beberapa ramuan atau bumbu rahasia yang dicampurkan di dalam kecap tersebut.

Secara visual, Mie Tiaw Melayu ini lebih pekat rasa racikan kecap manis dan asinnya. Mie tiawnya juga dimasak dengan kuah kaldu.

Kemudian antara mie tiaw rebus dan siram juga berbeda. Yang membedakan mie tiaw rebus dan siram adalah kuahnya. Untuk mie tiaw siram kuahnya lebih kental dengan campuran tepung kanji yang dilarutkan.

Yang jelas, mau yang kuah atau goreng sama-sama enak. Rasanya gurih, bumbunya pun pas. Meski mie tiaw siramnya kental, ketika masuk ke mulut tidak membuat eneg.

Untuk variannya ada mie tiaw polos, mie tiaw telur, dan mie tiaw lengkap. Karena kelezatannya, wajar jika dalam sehari penjualnya bisa menghabiskan bahan baku mie tiaw, antara 20 kilogram sampai 25 kilogram.

Pemilik kedai yang mulai berusaha pada 2016 ini adalah seorang dari Suku Melayu, namanya Khairul Ali atau yang kerap disapa Bang Yul. Sosok ini sebelum terjun ke dunia kuliner malah seorang pegiat usaha transportasi.

Hobi masak yang sudah dimiliki sejak masih bujang membuat sosok pemilik kumis khas ini tidak membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan bidang bisnis yang dijalani.

Dan, menu kuliner khas Pontianak ini sengaja dipilih sebagai produk utama dikarenakan masih belum banyak pengusaha kuliner Muslim di Pontianak yang menjualnya.

Apalagi Bang Yul mengkaim, mie tiaw-nya memiliki cita rasa khas dari racikan bumbu yang ia ciptakan antara lain racikan kecap manis dan asin serta kuah kaldu. Dan, usahanya cukup berhasil.

Setidaknya, kini dia baru saja membuka cabang kedua yang berlokasi di food court Hypermart Ayani Mega Mall, Pontianak. Demikian soal Mie Tiaw Melayu, semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment