Asam Pedas Tempoyak, Kuliner yang memakai Daging Durian: Khas Pontianak dan Ketapang

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Pontianak dan Ketapang memiliki kuliner khas yang mirip. Sebut saja asam pedas tempoyak, makanan yang berbalut bumbu dari daging durian. Asam pedas tempoyak adalah makanan khas yang jamak di Pontianak dan Ketapang. Kuliner berbahan ikan dan daging durian ini sangat gampang dijumpai. Ini tak lain karena Pontianak dan Ketapang sama-sama dihuni Suku Melayu. Dan, tempoyak yang berasal dari daging durian adalah kuliner khas suku tersebut. Apalagi, baik Potianak dan Ketapang sama-sama wilayah yang diselimuti sungai. Artinya, keberadaan ikan air tawar melimpah. Inilah sebab, asam pedas menjadi kuliner yang membumi. Pun, durian adalah buah yang tak jarang ditemui di daerah tersebut. Dengan kata lain, sangat gampang menemukan ikan tawar dan durian yang menjadi bahan utama asam pedas tempoyak. Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan backpackerjakarta.com, Selasa (8/8/2023), asam pedas tempoyak adalah makanan asal daerah Ketapang dan Pontianak, Kalimantan Barat. Makanan ini terbuat dari ikan yang dimasak dengan bumbu pedas dan tempoyak. Sensasi asam, manis, asin, dan pedas akan didapatkan dari hidangan berbumbu tempoyak ini. Tempoyak merupakan bumbu yang terbuat dari bahan berupa daging buah durian yang telah mengalami proses fermentasi. Tempoyak sendiri sangat terkenal di daerah Sumatera, khususnya Bengkulu. Cara membuat olahan durian ini tidak terlalu sulit. Pertama, persiapkan durian matang dan garam secukupnya. Pisahkan daging durian dari bijinya, kemudian masukkan dalam toples dan tambahkan garam. Tutup rapat toples dan simpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas, tetapi fermentasi akan berjalan lebih lambat. Proses fermentasi dilakukan selama tiga hingga lima hari untuk mendapatkan tingkat keasaman yang pas. Aroma durian yang menyengat justru sangat cocok dipadukan dengan masakan ikan dari Kalimantan Barat ini. Berbahan utama ikan, maka untuk memasak ikan asama pedas ini digunakan jenis ikan pilihan yang masih segar. Ikan yang digunakan adalah ikan dengan tekstur daging yang tebal dan tidak memiliki banyak tulang, seperti ikan patin dan ikan angsam. Ikan dibumbui dengan bumbu uleg dengan pewarna alami dari kunyit ditambah serai, jahe, dan lengkuas untuk menambah kekayaan bumbu. Untuk menciptakan rasa dahsyatnya, tempoyak tadi ditambahkan sehingga aroma yang keluar benar-benar menggoda. Kombinasi aroma tempoyak dengan lembutnya daging ikan pilihan dalam satu kuah kaldu yang gurih. Makanan yang begitu terkenal di Kota Pontianak dan Ketapang ini menjadi kudapan istimewa dengan tampilan kaldu kuningnya yang cantik. Asam pedas tempoyak ini cocok disantap dengan nasi putih hangat Filosofi yang terkandung dalam budaya makan kulier ini adalah dalam rangka memuliakan tamu, ekspresi kasih sayang, dan mempererat tali silaturahmi. Berdasarkan sejarah dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas bangsa Terengganu, yakni suku asli Melayu. Masyarakat Melayu menggunakan tempoyak sebagai bumbu andalan, baik masakan sehari-hari maupun di momen khusus. Di Indonesia, Suku Melayu berada di Kalimantan dan Sumatra. Oleh sebab itu, masakan dengan bahan tempoyak juga ada di beberapa daerah di Sumatra. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan campuran daging ayam. Sementara di Lampung, tempoyak menjadi campuran untuk sambal atau bahan dalam hidangan seruit. Tempoyak sebenarnya dapat dikonsumsi secara langsung. Namun, banyak yang tidak tahan dengan aroma dan keasamannya. Itulah sebabnya tempoyak lebih sering dijadikan bumbu masakan. Demikian soal makanan khas dari Pontianak dan Ketapang, asam pedas tempoyak. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment