Paket Lengkap di Desa Wisata Sungai Kakap Kubu Raya: Ada Pekong Laut dan Ritual Robo-robo

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Kalimantan Barat memiliki puluhan desa wisata, bahkan nyaris seratus. Dan Kabupaten Kubu Raya, merupakan penyumbang kedua terbanyak, salah satunya adalah Desa Sungai Kakap. Desa Wisata Sungai Kakap di Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya ini berjarak hanya sekira 30 menit dari Kota Pontianak. Dan, diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-17. Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id dan sungaikakap.desa.id, Kamis (27/7/2023), mayoritas masyarakat Desa Wisata Sungai Kakap bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang, dan buruh. Asal nama Sungai Kakap masih rancu, namun ada dua cerita yang berkembang di masyarakat. Pertama, nama Sungai Kakap diambil dari nama Perahu "Kakap" yang sering digunakan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie. Ceritanya, pada masa ketika sang sultan hilir mudik menyusuri Sungai Kapuas untuk berdagang dan digunakan juga ketika mendirikan kerajaan di iimpang tiga atau yang kini dikenal sebagai Kota Pontianak. Cerita ini diperkuat dengan adanya bangunan pendopo di Tanjung Intan (Desa Sungai Kupah) tempat peristirahatannya sultan. Sebagai informasi, nama Tanjung Intan dan Tanjung Kakap sudah dikenal masyarakat setempat dari zaman dahulu kala Tanjung Kakap merupakan sebagai tanda tempat atau daerah yang akan dilintasi sultan ketika mau berlayar menuju ke suatu wilayah. Namun yang menjadi pertanyaan, pemberian nama perahu "Kakap" dari mana dan atas dasar apa? Hal ini belum terjawab. Cerita kedua, nama Desa Sungai Kakap diambil dari nama ikan yaitu kakap. Semua itu bermula ketika diperintahkannya pasukan/prajurit Kesultanan Pontianak untuk menjaga sebuah pulau yang bernama Tanjung Salai. Tanjung Selai kini secara administrasi menjadi Desa Tanjung Saleh. Nah, pulau tersebut merupakan tempat bersarangnya para perompak. Prajurit yang diutus itu bermukim lama di muara Sungai Kakap, sehingga untuk memenuhi kebutuhan lauk-pauk sehari-hari, mereka membuat alat tangkap baik untuk bisa mendapatkan lauk dari muara. Menariknya ikan yang sering dan banyak mereka dapati adalah ikan kakap. Karena banyaknya ikan kakap yang didapat, informasi ini pun tersebar dari mulut ke mulut. Hingga, daerah itupun identik dengan kakap. Terlepas soal nama, berikut pakt wisata lengkap yang ada di Desa Sungai Kakap, Kubu Raya: 1. Wisata Religi -Pekong Laut (Xiao Yi Shen Tang) Berlokasi di tengah muara sungai yang menghadap ke Laut Natuna dan satu-satunya rumah ibadah Tionghoa di dunia yang berada di laut lepas. Namanya Kelenteng Xiao Yi Shen Tang atau Kelenteng Timbul. Untuk mencapai kelenteng ini, orang harus menumpang perahu klotok. -Makam Guru Ulama Ada juga ziarah makam orang tua dan gurunya ulama besar, Haji Ismail Mundu, yang lahir dan dibesarkan di Desa Sungai Kakap namun terkenal di Mekkah dan menjadi mufti Kerajaan Kubu. 2. Wisata Alam Didukung dengan tiga kapal wisata yang siap membawa pengunjung menikmati indahnya Sungai Kakap dan laut muaranya yang masih asri dengan sunset serta hutan mangrove yang alami. 3. Wisata Edukasi Melihat dan memperlajari aktivitas nelayan menangkap udang dan ikan, termasuk aktivitas pembuatan kerupuk ikan, udang dan aneka olahan hasil laut lain. Ada juga aktivitas bongkar muat nelayan dan barang di areal pelabuhan dan jual beli hasil nelayan. 4. Wisata kuliner Terdapat tiga restoran seafood yang sudah terkenal dengan kesegaran bahan baku makanannya dan dua kafetaria dan puluhan warung kopi yang menyediakan berbagai kuliner khas kampung. 5. Wisata Budaya Ada ritual adat, Robo-robo. Ritual ini diadakan setiap akhir bulan Syafar setiap Tahunnya. Robo-robo dimeriahkan dengan adat tepung tawar dan doa Rasul sebagai ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah. Ritual ini juga berfungsi untuk menolak bencana di kampung. Nah, dengan berbagai acara perlombaan dan pasar tahunan, even ini selalu dikunjungi ribuan wisatawan lokal maupun luar negeri. Demikian informasi soal Desa Wisata Sungai Kakap yang berada di Kabupaten Kubu Raya. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Penulis : admin
Editor :

Leave a comment