Viral Pasca Serang Rumah Calon Besan, Kedua Keluarga di NTB yang Gagal Nikah Saling Lapor ke Polisi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, insidepontianak.com – Usai video penyerangan dari keluarga perempuan terhadap rumah calon besan viral, kini kedua keluarga di NTB yang gagal nikah saling melaporkan ke pihak kepolisian. Sebagaimana diberitakan oleh Insidepontianak sebelumnya, sebuah video menampilkan aksi penyerangan keluarga calon pengantin perempuan yang gagal nikah ke rumah calon besan di NTB. Kejadian viral dari kasus penyerangan keluarga pengantin perempuan ke rumah calon besan itu terjadi di Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kapolsek Donggo, Iptu Nazaruddin membenarkan tentang video viral tersebut. Dia juga menjelaskan, aksi penyerangan itu dilakukan pasca shalat jum'at telah selesai. "Peristiwa itu terjadi di Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, seusai salat Jumat," katanya, sebagaimana dilansir oleh Insidepontianak pada Senin (26/6) sore. Seluruh perabotan yang ada di dalam rumah pun dibanting, bahkan empat motor yang ada di halam juga menjadi sasaran pengerusakan. "Semua isi rumah dilempar keluar," tuturnya. Nazaruddin juga menuturkan kronologisnya. Sebelumnya, pasangan yang gagal itu telah bersepakat untuk melangsungkan pernikahan. RL, sebagai calon pengantin pria, berjanji akan menikahi pacarnya yakni FT. Kesekapatan itu bahkan telah tertuang dalam sebuah surat penyataan, dimana kedua keluarga menyetujui isinya. Seperti pepatah tidak ada angin tidak ada hujan, rupanya RL malah kedapatan meminang perempuan lain. "Ini sebenarnya kasus asusila cinta segitiga, pihak laki-laki tidak mau menikahi FT tapi sudah melamar perempuan lain di Desa Bajo," jelas Nazaruddin. Mendengar kabar tersebut, pihak keluarga perempuan tidak terima. Mereka berusaha mencari jawaban dari keluarga calon pria, karena tidak ada tanggapan yang memuaskan akhirnya mereka melakukan beberapa mediasi. Nazaruddin juga menyatakan, bahwa mereka sering dimediasi baik dari tingkat Kantor Desa, Kecamatan, Bahkan sampai ke Polsek. Namun, kesemuanya tidak memberi jawaban yang memuaskan. "Sudah pernah dimediasi sekali di Polsek, dua kali di kantor camat bahkan sampai membuat surat pernyataan akan menikahi tapi justru dilanggar," ujarnya. Dari mediasi yang didapat, pihak RL tetap ngotot tidak mau menikahkan anaknya dengan FT yang menjadi pacarnya. Tanpa alasan jelas. Buntut antara percekcokan dari kedua keluarga ini pun tidak bisa terhindarkan lagi. Pihak keluarga perempuan sudah tersulut emosi, maka mereka pun mengambil tindakan aksi langsung. Beruntungnya, saat penyerbuan sedang berlangsung RL dan orang tuanya sedang tidak berada di dalam rumah. Pihak mereka sudah mengantisipasinya terlebih dahulu, dan diungsikan. "Karena tidak puas dan kecewa pihak keluarga menyegel kantor desa dulu. Karena tak ada respons mereka merusak rumah. Tapi pemilik rumah (orang tua RL) terlebih dahulu dievakuasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," beber Nazaruddin Kapolsek Donggo juga menjabarkan, bahwa menggagalkan pernikahan yang telah disepakati merupakan aib bagi keluarga calon mempelai wanita. Mereka juga sempat mengancam, bila pernikahan tetap digagalkan maka keluarga RL harus angkat kaki dari desa yang mereka tempati. "Tuntutan mereka itu ada dua. Mereka minta harus menikahi gadis itu, kalau tidak mereka harus diusir di Desa Doridungga. Karena versi pihak keluarga perempuan, ini adalah aib keluarga," ucapnya. Kini, usai terjadi penyerbuan ke calon besan yang gagal menikah dengan anaknya, kedua keluarga di NTB tersebut telah saling melaporkan ke pihak kepolisian. (Dzikrullah) ***

Leave a comment