Lima Kuliner Khas Pulau Nias yang Patut Disantap: Tidak Lengkap kalau Belum Makan Gowi Nifufu

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Pulau Nias tidak hanya memiliki kelebihan pada keindahan alam saja, tapi juga memiliki kuliner khas. Makanannya patut disantap karena berbahan hasil laut dan tanaman yang memang tersedia. Kuliner khas Pulau Nias cenderung menggunakan bahan yang memang tersedia banyak di daerah tersebut. Sebut saja kepiting dan ikan, tidak ketinggalan ubi dan talas. Dan, menariknya dari sekian kuliner khas Pulau Nias itu sampai sekarang masih bisa dinikmati. Bahkan, ada satu makanan yang seperti wajib meski telah menyanta makanan lain, yakni gowi nifufu. Berikut lima kuliner khas Pulau Nias yang nikmat disantap dilansir dari goodnewsfromindonesia.id:
  1. Gowi Nifufu
Hidangan ini merupakan salah satu hidangan utama bagi masyarakat Nias. Hampir sebagian masyarakat Nias beranggapan bahwa makan pagi, siang, dan malam tak lengkap jika belum menyantap ubi. Bagi masyarakat Nias, ubi adalah pengganti dari nasi. Hal ini dikarenakan, pada zaman dulu masyarakat Nias sebelum memakan nasi, mereka akan memakan ubi terlebih dahulu. Gowi nifufu merupakan sajian yang sangat sederhana dan nikmat. Sajian ini dapat terbuat dari ubi kayu, ubi jalar, dan talas. Cara membuatnya adalah dengan menumbuk halus ubi kemudian dicampur dengan kelapa. Memiliki tekstur yang pulen dari ubi, ditambah gurihnya kelapa, sangat cocok disantap di berbagai situasi.
  1. Lehedalo Nifange
Makanan ini memiliki bahan utama daun talas. Lehedalo Nifange ini disebut-sebut sebagai rendang talas. Meskipun tak dibuat dari bahan utama daging, lehedalo nifange diakui memiliki rasa yang sangat enak. Memiliki tekstur yang sangat lembut dan bumbunya juga menyerap layaknya rendang daging khas Sumatra. Tampilan yang berwarna kehitaman sangat menggugah selera makan bagi yang melihatnya. Proses pembuatan dari lehedalo nifange ini, daun talas direbus sebentar terlebih dahulu. Kemudian, dicampur ke dalam sangrai kelapa dan dimasukkan bumbu rempah seperti, bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai, lengkuas dan ditumis hingga bumbu meresap. Sajian ini akan dinikmati bersama nasi atau sagu. Lehedalo Nifange menjadi sajian masyarakat Nias sehari-hari dan pada pesta-pesta adat seperti syukuran, sunatan, atau pernikahan.
  1. Hambae Nititi
Biasanya abon berasal dari ayam atau sapi, berbeda halnya di Nias. Di sini abon berbahan daging kepiting. Ya, hambae nititi adalah abon berbahan utama daging kepiting. Olahan hambae nititi tepatnya berasal dari Kepulauan Hinako, Kecamatan Sirombu. Wilayah dengan pulau-pulau kecil ini berada di sebelah barat Pulau Nias. Kalau Anda ingin mencobanya, kepiting biasanya dipanen pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Pada saat-saat purnama itu, tangkapan kepiting berlimpah sehingga sebagian banyak dibikin olahan yang bisa tahan lebih lama. Pembuatan hambae nititi ini, juga tak terlalu sulit. Mengolahnya cukup dengan memasak daging kepiting hingga kering, kemudian dicampurkan rempah dan kelapa muda parut. Hambae nititi memiliki rasa yang gurih, biasanya masyarakat Nias akan menjadikan sajian ini sebagai lauk untuk pelengkap nasi.
  1. Kofo-kofo
Sajian kofo-kofo menjadikan ikan laut sebagai bahan dasar dari proses pembuatannya. Kofo-kofo juga sering disebut sebagai gulai ikan, namun pada dasarnya keduanya berbeda. Ikan yang terdapat dalam kofo-kofo ini sudah dibuang bagian kulit dan durinya terlebih dahulu. Kemudian, ikan digoreng dan diolah menggunakan santan kelapa, bumbu dan rempah-rempah. Rempah tersebut seperti kunyit, bawang merah, cabai dan lainnya. Adapun, yang mengolah kofo-kofo dengan menghaluskan ikan terlebih dahulu kemudian dicampur telur dan dipadatkan. Tidak sampai disitu, setelah itu, ikan dibentuk bulat-bulat dan dikeringkan atau diasap. Biasanya, kofo-kofo dijadikan sajian santap siang bagi masyarakat Nias.
  1. Silio Guro
Sajian ini terlihat mirip dengan pepes pada umumnya. Namun, nyatanya sajian ini berbeda dengan pepes. Pasalnya, jika pepes cenderung menggunakan ikan sebagai bahan utama, silio guro malah tidak. Silio guro, sajian yang dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang di bara api ini berisikan daging udang. Selain menggunakan daging udang, yang membedakan dengan pepes adalah silio guro menggunakan kelapa parut di dalamnya. Untuk membuatnya, daging udang terlebih dahulu digiling halus kemudian dicampur dengan kelapa parut. Cita rasa lezat dari daging udang yang digunakan juga menambah selera karena udang terkenal sangat enak dengan rasa gurih dan sedikit manis meski diolah dengan bumbu sederhana sekalipun. Kuliner khas, Silio Guro, ini biasanya disajikan sebagai lauk oleh masyarakat Nias. Dan, makanan ini sangat cocok dimakan bersama nasi putih. Itulah lima kuliner khas dari Pulau Nias yang patut jadi pilihan untuk disantap. Semoga bermanfaat. (Adelina)***

Leave a comment