Bika Ambon dan Bolu Meranti, Dua Kuliner Khas Medan yang Memakai Nama Daerah Lain, Kenapa?

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, Insidepontianak.com - Mungkin ada yang bertanya, kenapa Bika Ambon dan Bolu Meranti tidak menyematkan kata Medan seperti lontong, soto, maupun durian. Padahal, dua kuliner itu sangat khas Medan. Ya seperti sudah kebiasaan, ketika ada pelancong ke Medan, maka mereka akan membawa Bolu Meranti dan Bika Ambon sebagai buah tangan. Namun, banyak yang tidak tahu kenapa kuliner khas itu diberi nama demikian. Apakah ini ada hubungannya dengan Kota Ambon di Provinsi Maluku dan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau? Maksudnya, apakah kuliner khas itu sebelum ke Medan berasal dari dua daerah tersebut? Berikut ulasan dan kelebihan dua kuliner yang menjadi primadona pelancong saat berkunjung ke Medan tersebut: 1. Bika Ambon Mengutip laman pariwisata.pemkomedan.go.id, Senin (15/5/2023), kuliner ini terilhami dari kue khas Melayu yaitu bika atau bingka. Kemudian kue itu dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan nira atau tuak. Penggunaan nira (belakangan pakai soda) agar bika menjadi berbeda. Nama Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun bukan berarti kue Bika Ambon berasal dari ibukota Provinsi Maluku tersebut. Ada yang mengatakan, Bika Ambon dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan popularnya Bika Ambon adalah di simpang Jl Ambon Sei Kera Medan. Jadi, nama jalan tersebut disematkan di belakang nama bika. Kemudian sumber lain mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Nah, setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan. Cerita yang lain mengatakan, bahwa dahulu ada sebuah daerah bernama Amplas yang kemudian dibagi menjadi dua wilayah, yakni "pabrik" karena terdapat pabrik pengolahan latex, dan “kebon” karena terdapat barak atau perumahan buruh dan kebun tembakau serta kakao. Nah, menurut cerita ini, Bika Ambon sejatinya akronim dari 'Amplas Kebon' tadi. Dengan kata lain kue yang berasal dari buruh di Amplas Kebon, yang dijadikan bekal ketika mereka bekerja. Ternyata kue itu sangat digemari orang-orang Belanda. Atas dasar itu, warga Tionghoa memasarkan dan bekerja sama dalam pemasaran Bika Ambon yang dibuat oleh buruh tersebut. Cerita selanjutnya, dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih ada di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah kue. Ia melakukannya di rumahnya, tidak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan. Setelah matang, kue tersebut lalu dicobakan pada pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria tersebut sangat menyukai kue itu, hingga memakannya dengan lahap. Itulah menurut cerita ini mengapa dinamakan Bika Ambon. Cerita yang lainnya menganalisa sejarah penamaan Bika Ambon berdasarkan bahasa. Menurutnya, Ambon bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan tempat, asal orang yang membawa, atau akronim nama daerah asal, tetapi istilah tersebut dalam bahasa Medan berarti lembut. Hingga kini, memang belum ada yang berhasil memastikan sejarah Bika Ambon. Artinya, masih ada jejak sosiokultur yang belum tersibak pada sepotong kue ini. Dan, ini menarik untuk ditelusuri. Yang jelas, saat ini, selain untuk oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga sering kali dijadikan untuk sajian Lebaran. Bika Ambon memang sangat pas jika disajikan sebagai suguhan bagi para tamu. 2. Bolu Meranti Nama bolu gulung khas Medan ini tidak sepelik Bika Ambon. Pasalnya tidak banyak cerita yang beredar soal kue ini. Pun, tidak ada sangkut pautnya dengan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau. Dinamakan Bolu Meranti, karena memang awal mulanya di Jalan Meranti Medan. Itu saja. Mengutip kreasinusantaraindonesia.blogspot.com, Senin (15/5/2023), adalah Ai Ling, seseorang ibu rumah-tangga yang berada di balik bolu gulung ini. Dia memulainya dari menitipkan kue buatannya di toko milik kerabat di Jalan Meranti, Medan. Ternyata peminat bolu gulung cukup banyak hingga pada 2005 Ai Ling lantas dapat buka gerai sendiri di Jalan Kruing No 2K, Medan, yang sekalian jadi tempat produksi. Agar tidak kehilangan pelanggan yang umum beli bolu bikinannya di Jalan Meranti, saat beralih lokasi, nama Meranti lantas masih dipakainya. Bolu Meranti menjadi oleh-oleh khas kota dan berbeda dari bolu gulung lainnya karena tekstur bolu yang empuk dan tersedia berbagai isi dan toping. Di antaranya isi keju, cokelat, strawbery, moka, nanas, bluebery, dan abon. Ada juga tambahan topping meses, keju, atau kacang di atas bolu pilihan Anda. Tak heran, makanan ini digemari tak hanya warga di kota asalnya, Medan, tetapi juga warga di seluruh penjuru Tanah Air. Demikianlah dua kuliner khas yang biasanya dijadikan oleh-oleh bagi pelancong yang ke Medan. Ya, dua kuliner yang memakai nama daerah lain namun sangat identik dengan ibukota Sumatra Utara itu. (Adelina). ***

Leave a comment