Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023, BI, TNI AL dan Pemprov Kalbar Bersinergi di Kawasan 3 T

3 Maret 2024 09:28 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah, yang meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan serta pemusnahan uang rupiah. Pengelolaan uang rupiah juga merupakan salah satu tugas Bank Indonesia untuk mendukung tujuan BI, yaitu stabilitas nilai Rupiah. Direktur Departemen Pengelolaan Rupiah, Hari Widodo menjelaskan hal itu saat pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023, kegiatan Kas Keliling di Wilayah 3 T Terdepan, Terluar dan Terpencil) Kerjasama TNI AL dan BI. "Dalam pengelolaan uang rupiah termasuk didalamnya pengedaran uang, Bank Indonesia mempunyai misi untuk menyediakan uang rupiah di seluruhwilayah NKRI dalam jumlah  yang cukup, dengan jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta dalam kondisi berkualitas dan layak edar," ungkapnya kepada wartawan. Bank Indonesia memandang bahwa kebutuhan jumlah uang di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi karena dengan itu kami dapat memastikan uang Rupiah beredar dan digunakan di seluruh wilayah NKRI. Pengedaran dan penggunaan uang Rupiah diseluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi Rupiah juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang. "Rupiah lahir dari perjuangan bangsa dan Rupiah merupakan bagian dari perjalanan bangsa Indonesia. Sebagai salah satu simbol kedaulatan bangsa, maka rupiah akan menjaga keutuhan wilayah NKRI," urainya. Pelaksanaan amanat UU dan misi tersebut bukanlah tugas yang mudah, karena Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia yang tersebar di 17.499 pulau dan wilayah perbatasan yang sangat luas dengan 11 negara tetangga, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairannya yang mencakup 70% dari luas wilayah NKRI. Dengan kondisi tersebut terdapat 3 (tiga) tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan Rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T). Masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah. Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. "Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi. Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan," paparnya. Ia menambahkan terhadap ketiga tantangan tersebut, harus mampu dijawab oleh BI dengan berbagai startegi dan program dengan terus menerus melakukan perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI, selain memiliki jaringan kantor perwakilan di 45 titik tersebar di Indonsia, Bank Indonesia juga bekerja sama dengan Perbankan dan Tentara Nasional Indonesia untuk dapat menjangkau seluruh wilayah NKRI termasuk pulau-pulau terluar, daerah perbatasan, dan daerah destinasi wisata. Sehingga Rupiah dapat hadir disetiap pelosok negeri. "BI harus menjamin bahwa disetiap jengkal NKRI uang rupiah harus hadir dan tersedia dengan cukup. Kehadiran Rupiah diseluruh pelosok negeri merupakan wujud kontribusi kami dalam menjaga Kedaulatan Negara, karena Rupiah adalah simbol kedaulatan negara. Inilah kontribusi kami dalam membela negara tanpa senjata," paparnya. Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut maka BI perlu melakukan kerjasama dan bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa, termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) yang merupakan salah satu elemen bangsa yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI. Dengan seluruh kekuatan armadanya dan kegiatan operasi yang rutin menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke. Maka diperlukan sinergi antara Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut untuk dapat membantu keterbatasan Bank Indonesia dalam melakukan pengedaran uang Rupiah sehingga misi Bank Indonesia dalam menyediakan uang Rupiah ke seluruh wilayah NKRI khususnya wilayah kepulauan 3T dapat tercapai. "Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah," tutupnya. (din)

Leave a comment