Mahfud MD: Ekonomi Indonesia Sulit Meningkat karena Korupsi di Lembaga Negara

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD menyebut, penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tak bisa mencapai tujuh persen karena dikorupsi.

Ironisnya, korupsi bahkan terjadi di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Persoalan inilah menurut Mahfud yang membuat ekonomi bangsa ini tak bisa tumbuh 7 persen.

"Karena sejak reformasi belum pernah ekonomi tumbuh 7 persen. Dulu hanya dicapai pada tahun 1998-1991," kata Mahfud MD saat debat Cawapres yang digelar KPU, Jumat (22/12/2023).

Adapun tema yang diangkat dalam debat Capres ini adalah ekonomi, kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, serta infrastruktur dan perkotaan.

Mahfud MD melanjutkan, Indonesia sangat bisa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen. Kajian ini bahkan sudah ia didiakusikannya dengan para ahli.

"Mereka (para ahli) bilang hanya kebodohan kita sehingga ekonomi tak bisa tumbuh," ucapnya.

Persoalan Indonesia tak mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat, hanya satu. Yaitu kasus korupsi yang masih massif.

"Masalahnya banyak korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor pertumbuhan ekonomi yaitu di sektor konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor dan investasi," katanya.

Mahfud menyebutkan, korupsi terjadi di semua lembaga negara. Inilah yang menjadi persoalan utama penghambat kemajuan bangsa.

"Ketika kita menginjak bumi ada korupsi di tambang kita. Kita melihat udara, pesawat terbang kita juga banyak korupsi. Di kelautan ada korupsi," katanya.

"Karena korupsi inilah, yang menjadi masalah utama mengapa pertumbuhan ekonomi tidak bisa tinggi. Akibatnya rakyat miskin," lanjut Mahfud.

Karena itu, menurutnya, kunci pertumbuhan ekonomi adalah memberantas korupsi yang harus Benar-bena dilakukan dengan serius.(andi)***

Leave a comment