IKP Tempatkan Kalbar Peringkat 6 Rawan Konflik Pemilu, Polda Imbau Masyarakat Tak Khawatir

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com – Kalbar menempati peringkat 6 sebagai wilayah rawan konfik Pemilu sebagaimana data Indeks Kerawanan Pemilu atau IKP 2024 yang diluncurkan Bawaslu RI.

Meski demikian, Kepala Biro Operasional Polda Kalbar Kombespol Moch Noor Subchan, mengimbau masyarakat tak perlu khawatir dan jangan takut hadapi Pemilu 2024.

Ia memastikan, seluruh jajaran Polda Kalbar siap melakukan pengamanan untuk mengawal proses pesta demokrasi yang damai, jujur dan adil.

"Kami sudah mempersiapkan personel dari kepolisian untuk terselenggaranya pesta rakyat, dengan harapan masyarakat tidak ada rasa ketakutan dalam menghadapi Pemilu," tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban, di tahun-tahun politik ini. Jangan mudah terpancing isu-isu provokatif, terutama di medsos yang dapat memecah belah.

Masyarakat juga diimbau dewasa dalam berpolitik. Artinya, perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam demokrasi.

"Maka dari itu, kita sebagai pemilih jangan cepat terpancing hal-hal yang berbau hoaks, terutama Gen-Z atau pemilih pemula," pesannya.

Untuk mencegah polarisasi di tengah masyarakat dampak dinamika Pemilu, Polda Kalbar pun telah menjalankan program layanan cooling system Pemilu 2024.

Program cooling system ini dijalankan seluruh jajaran Polri melalui operasi nusantara menggandeng tokoh-tokoh adat, agama dan tokoh masyarakat, untuk mengedukasi masyarakat agar bijak dalam melihat segala sesuai terkait pesta demokrasi ini.

Cooling System merupakan upaya pendinginan suasana panas jelang pemilu sebagai akibat meningkatnya dukungan partisipan yang berlebihan dan dapat menimbulkan potensi konflik sosial.

"Tujuan dari Cooling System untuk mengalihkan perhatian masyarakat, tapi bukan menghambat masyarakat dalam berdemokrasi,” ucapnya.

“Langkah ini untuk mencegah polarisasi yang tinggi di masyarakat dan juga meniadakan segala bentuk potensi konflik berlatar belakang primordialisme atau SARA, baik di lapangan maupun di dunia maya" pungkasnya. (ayu)***

Leave a comment