Harisson Minta Seluruh Kades Posyandu Berperan Aktif Turunkan Angka Stunting

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, infeksi berulang dan kurang stimulasi.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia Tahun 2021, terdapat kurang lebih ada 5 Juta anak Indonesia yang mengalami Stunting.

Sementara berdasarkan data E-PPGBM pada triwulan 3, Tahun 2023, angka Stunting di Kalbar telah mencapai 15,3 persen, di mana Kabupaten Kubu Raya mencatat angka prevalensi Stunting sebesar 12 persen.

Tak hanya itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya menimbang Balita mereka ke Posyandu masih di bawah target indikator kinerja gizi yaitu 85 persen.

Menurut data E-PPGBM pula, persentase Balita ditimbang berat badan (D/S) di Provinsi Kalimantan Barat pada Triwulan 3 Tahun 2023 hanya sebesar 49,5 persen, dan Kabupaten Kubu Raya sebesar 62,2 persen.

Harisson menegaskan ke seluruh kader Posyandu mulai saat ini harus bergerak dan mengambil peran aktif membantu Pemerintah dalam menurunkan prevalensi Stunting.

Kader Posyandu adalah ujung tombak Pemerintah di tingkat desa dan kelurahan yang membantu memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait masalah Kesehatan dan Gizi,” ucap Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, saat membuka secara resmi Kick Off Program Sinergitas Organisasi Wanita dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Keluarga, Ibu dan Remaja Putri (Sinita Penjaga Ibu Jari) di Posyandu Mekar Rindang, Desa Ambawang Kuala, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

Menurutnya Stunting sangat dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.

“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, baik Pemerintah, Organisasi Profesi, pihak Swasta dan Masyarakat,” sebut Harisson.

Orang nomor satu di Kalbar tersebut memaparkan, salah satu faktor penyumbang Stunting adalah ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) serta bayi dengan berat badan lahir rendah.

Di Kabupaten Kubu Raya, berdasarkan data E-PPGBM pada Triwulan 3 Tahun 2023, persentase ibu hamil yang mengalami KEK sebesar 10,2 persen dan bayi dengan berat badan lahir rendah sebesar 4,1 persen.

“Melihat data tersebut, pemberian makanan bergizi seimbang menjadi faktor paling penting dalam upaya pencegahan stunting. Banyak masyarakat yang belum memahami hal tersebut,” timpal pria kelahiran Palembang tersebut.

Selain itu, Harisson juga meminta seluruh pihak berkomitmen untuk merapatkan barisan dan bergerak bersama mengatasi masalah kesehatan di Kalimantan Barat.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, ia juga berharap, dapat menjadi salah satu momen kebersamaan mengambil peran masing-masing, untuk peduli dan berupaya terhadap penurunan dan pencegahan Stunting.

“Dengan berkolaborasi optimal seluruh stakeholder, maka upaya pemerintah untuk menurunkan stunting menjadi 14 persen betul-betul terwujud,” terang Harisson.

Dalam kegiatan turut dilakukan penyuluhan gizi, demo masak bergizi, dan penyerahan bantuan sosial dalam rangka pengendalian inflasi.

Hadir dalam kesempatan itu Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana PD XII/Tanjungpura, Ketua Persit Dharma Pertiwi Daerah, Ketua Bhayangkari Kepolisian Daerah Kalbar, Ketua Persit AURI Adhya Garini Cabang 19/D.I Lanud Supadio, Ketua Persit Korcab XII Jalasenastri, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kalbar dan Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Kalbar serta sejumlah kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar. ***

Leave a comment