Inisiasi Bedah Buku Habiburrahman El Shirazy, Dosen Jerman Asal Pontianak

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

BERLIN, insidepontianak.com - Esie Hanstein, Dosen Bahasa Indonesia yang mengajar di dua universitas di Jerman, Humboldt University dan Leipzig University menginisiasi bedah buku karya-karya Habiburrahman El Shirazy. ‘Reading and Discussion : Love and Islam in The Work of Habiburrahman’.

Bedah buku menjadi sebuah diskusi yang cukup alot dari para peserta yang merupakan mahasiswa dari kedua universitas tersebut di Institut für Afrika und Asienwissenschaften (Institut Studi Asia dan Afrika) Humboldt Universität, Kamis (30/11/2023) lalu.

Penulis novel mega best seller Habiburrahman El Shirazy, akrab disapa Kang Abik, menjadi pembicara tunggal dalam bedah buku yang dihadiri beberapa tokoh dan profesor dari Humboldt dan Leipzig.

Esie, wanita kelahiran Pontianak yang merintis karir sebagai dosen di Jerman menyebut, tujuan digelarnya diskusi atau bedah buku ini adalah untuk memperkenalkan Bahasa Indonesia dengan cara berbeda.

Dengan mendatangkan figur-figur terkemuka dari Indonesia yang mempunyai pengaruh terhadap setiap kebaikan dan kemajuan bangsa Indonesia, salah satunya dengan menghadirkan Habiburrahman El Shirazy.

“Bedah buku juga adalah salah satu bentuk untuk lebih mengenalkan Indonesia dan mencintai bahasanya,” katanya, Senin (4/12/2023).

Esie menambahkan, diskusi diawali dengan pembacaan penggalan bagian-bagian dari setiap bab dalam salah satu novel ‘Ketika Cinta Bertasbih’ langsung oleh Kang Abik.

Kemudian, setelah bagian tersebut diterjemahkan dan  dibacakan oleh para mahasiswa kelas Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jerman, selanjutnya penggalan yang dibacakan tadi dipertunjukkan melalui tayangan video atau film tersebut.

“Ini menjadi pengalaman serta ide baru yang dialami oleh penulis novel ternama di Indonesia,” imbuhnya.

Esie menceritakan, Kang Abik, penulis novel-novel best seller yang kerap mengangkat tema religius, khususnya Islam, sangat terkesan dengan forum bedah buku karya-karyanya.

“Pada acara tersebut, Kang Abik menyampaikan "keterkesanannya" dengan ide acara bedah buku yang baru pertama kali dialaminya,” ungkapnya.

Dalam memperkenalkan bahasa, budaya dan tradisi Indonesia, dirinya kerap mencari kesempatan dan cara jitu supaya para mahasiswanya bisa berpikir dan mampu berbahasa Indonesia yang benar.

“Bahkan Sri Sultan Hamengkubuwono X juga sudah pernah berdiskusi bersama para mahasiswanya sewaktu di Universitas Leipzig dulu,” pungkasnya.

Selain penulis Habiburrahman El Shirazy selaku pembicara tunggal, Esie juga mengundang Prof Claudia Derichs (Transregional South East Asian Studies), Dr Saskia Schäfer (Secularity, Islam and Democracy in Indonesia and Turkey).

Esie Hanstein merupakan seorang wanita kelahiran Pontianak. Saat ini ia tercatat sebagai dosen Bahasa Indonesia di dua universitas di Jerman, yakni Universität Leipzig dan Humboldt Universität.

Selain mengajar, ia juga merupakan Anggota Pendiri dan Staf Ahli PSC, yakni sebuah program dari NGO Jerman, yang konsen membantu anak-anak yatim piatu terutama dalam kesehatan gigi.

Selain itu, Esie juga menjadi Duta 17 perkembangan berkelanjutan dari 17 Global Goals Project yang bekerjasama dengan PBB. ***

Leave a comment