Kampung Melayu BML Luncurkan Batik Khas Pontianak

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Kampung Melayu Benua Melayu Laut (BML) telah dinobatkan menjadi desa wisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak 2022.

Selain itu, Kampung Melayu BML juga telah menjadi salah satu dari 10 desa di Indonesia yang mendapat pendampingan sebagai desa wisata.

Dengan icon taman alun-alun sebagai wisata, Kampung Melayu BML menjadi salah satu tempat favorite masyarakat menikmati sungai kapus yang membentang.

Selain menampilkan tempat wisata, kini Kampung Melayu BML juga meluncurkan hasil karya ibu-ibu pengrajin, yakni batik khas Pontianak, dengan perpaduan corak insang, corak dayak, dan thionghoa.

"Niatnya nanti di mampung melayu BML ini, akan ada produk wisata lainnya. Salah satunya batik. Nanti mungkin ada kain tenun lokal khas Pontianak," ujar Kelik Suryo, Ketua Caventer Indonesia, Selasa (28/11/2023).

Ibu-ibu pengrajin batik di kampung BML, juga diberikan pendampingan, oleh pihak Caventer Indonesia bersama Bank Central Indonesia (BCA). Diharapkan, lewat pendamingan ini mereka bisa lebih berkembang.

"Caventer adalah lembaga pemberdayaan, pariwisata berkelanjutan sekaligus seni budaya dan ekowisata Indonesia," ujarnya.

Caventer sendiri merupakan perpanjangan tangan dari BCA untuk melakukan pembinaan terhadap Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kampung BML.Pendampingan yang diberikan sudah dimulai dari bulan Mei dan berakhir di bulan Desember 2023. 

"Sepanjang ini dari bulan Mei kita sudah ada 5 pelatihan, 2 kali FGD, 2 kali monitoring," tuturnya Kelik.

Saat ini kampung BML juga sedang membuat e-katalog, paket wisata, produk UMKM, dan pemberdayaan masyarakat lainnya.

"Bulan depan puncaknya kami akan mengundang beberapa travel agen dari Jawa untuk berkunjung ke sini dan berbisnis," katanya.

Agen itu, nantinya akan menilai bagaimana kampung BML, apakah layak atau tidak untuk diberikan investasi atau kerja sama dengan para agen travel.

"Bisnis langsung dengan teman-teman agen, agar produk yang dihasilkan selama pendampingan itu bisa menemui pasarnya dengan tepat," katanya.

Dekranasda Kota Pontianak juga memfasilitasi bantuan dalam bentuk peralatan-peralatan untuk membatik.

"Harapannya pasti peningkatan kualitas mereka dalam membatik, sehingga bisa menghasilkan hasil batik yang lebih dari sekarang ini. Mulai dari kombinasi warna, desain dan lainnya," tutupnya. (ayu)***

Leave a comment