Pesan Pj Gubernur Kalbar Saat Peringati Hari Santri 2023

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Saat ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur mendapatkan 10 (sepuluh), Harisson mengakui jika perintah tugas dari Presiden Republik Indonesia, salah satunya menjaga kerukunan umat beragama.

"Kalau menjaga kerukunan umat beragama, saya yakin di Kalbar sudah pakarnya dalam menjaga kerukunan umat beragama. Namun yang jadi masalahnya saat Pemilu, politik identitas itu sering tidak terhindarkan," ucap Penjabat

Gubernur Kalimantan Barat Harisson bertindak menjadi Inspektur Upacara Dalam rangka Hari Memperingati Hari Santri Tahun 2023 di Halaman Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalbar.

Pj Gubernur berharap dalam rangka memperingati Hari Santri dapat membawa makna bagi Indonesia khususnya Kalbar.

"Dengan Santri-Santri inilah yang akan membentuk Indonesia nantinya, semua itu bergerak untuk umat Indonesia. Hari ini kita memperingati Hari Santri sebenarnya untuk mengingatkan bahwa peran Santri itu sangat bermakna," harapnya.

Terkait tahun politik, dirinya berpesan dalam rangka menghadapi Pemilu masyarakat diharapkan mampu menghindari politik identitas.

"Jadi menurut saya memang kita tidak perlu terlalu fanatik. Politik itu begitu, hari ini dia bermusuhan, besok dia berteman, kita yang di bawah ini selalu bermusuhan. Gara-gara pilihan yang berbeda. Siapapun Presidennya, hari Senin kita tetap disuruh kerja," cetusnya sembari bercanda.

Hari Santri Tahun 2023 ini juga dilaksanakan secara nasional yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia di Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur melalui Live Youtube Channel Kemenag RI.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan amanat yang didengarkan langsung secara virtual oleh Pj. Gubernur beserta Kakanwil Kemenag Kalbar Muhajirin Yanis dan para peserta upacara.

"Santri merupakan pilar kekuatan bangsa dan ini terbukti sejak zaman perjuangan kemerdekaan. Sebanyak 36 ribu Pondok Pesantren menjadikan Indonesia sebagai Penduduk Muslim terbesar," ujar Presiden saat menyampaikan amanat.

Presiden juga menyampaikan awal mula penetapan Hari Santri Nasional, salah satunya permintaan sejumlah Kiai Pondok Pesantren di Jawa Timur yang mengusulkan adanya penetapan Hari Santri.

"Saat itu saya berkunjung ke Jatim tahun 2015, kemudian masuk di sebuah Ponpes Kabupaten Malang. Disitu ada usulan dari para Kiai dan Santri untuk memutuskan adanya Hari Santri. Setelah jadi Presiden kami kaji kemudian kami tindaklanjuti dan diputuskan adanya Hari Santri," beber Jokowi menutup amanatnya.

Usai mengikuti Amanat Presiden, Pj. Gubernur dan para peserta melanjutkan prosesi upacara dan dilanjutkan dengan agenda Ramah Tamah Memperingati Hari Santri di Aula Kanwil Kemenag Kalbar. ***

Leave a comment