Kesultanan Kadriah Napak Tilas Susur Sungai Kapuas, Mengenang Sejarah Berdirinya Pontianak

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Kesultanan Kadriah Kota Pontianak menggelar karnaval napak tilas susur sungai kapuas, Minggu (22/10/2023).

Napak tilas ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan HUT Kota Pontianak ke-252. Sekaligus tradisi Kesultanan Kadriah Pontianak mengenang sejarah lahirnya kota Khatulistiwa.

Napak tilas susur sungai ini menampilkan perahu hias lancang kuning. Keluarga besar Kesultanan Pontianak, menumpangi satu perahu wisata besar. Dikawal kapal-kapal kecil. Mereka berlayar sampai ke tempat Makan Kesultanan Pontianak, Baru Layang.

Baca Juga: Peringati HUT ke-252, Kesultanan Pontianak Ajak Masyarakat Mengenal Sejarah

"Terdapat 7 kapal wisata dan 12 sampan hias menggiring perjalanan ke Makam Kesultanan Pontianak," kata Sultan Pontianak ke-IX, Syarif Machmud Melvin Alkadrie.

Baginya, kegaiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada Sultan terdahulu yang melakukan syiar melalui Sungai Kapuas dalam membangun Kota Pontianak.

"Maka kita susuri sungai ini sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang kita," ucapnya.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono yang juga ikut menemani perjalanan keluarga besar Kesultanan Pontianak, berharap agar kegiatan ini tidak hanya sebagai ritual budaya. Tetapi menjadi momentun mengenal sejarah supaya anak-anak muda tahu dan bisa melestarikannya.

"Semoga ke depannya menjadi bagian agenda wisata sejarah yang menarik masyarakat untuk mengikutinya," harap Wali Kota Edi.

Sejumlah raja se-Nusantara, bahkan Sultan Malaysia datang melihat Karnaval napak tilas susur Sungai Kapuas ini.

Warisan Sejarah

Sebagai informasi, Kota Pontianak memiliki sejarah yang panjang dan beragam sampai menjadi suatu daerah yang maju seperti saat ini.

Dahulu, penghuni Pontianak hanya dua suku: Dayak dan Melayu. Nama "Pontianak" konon berasal dari kata "buah pinang" dalam bahasa Melayu, yang banyak tumbuh di daerah ini.

Pada awal abad ke-17, Belanda mulai mengklaim wilayah ini sebagai bagian dari Hindia Belanda.

Mereka mendirikan benteng dan pos dagang di sekitar Sungai Kapuas, yang menjadi cikal bakal Kota Pontianak.

Penyebutan Wilayah ini dulunya Kapuas Hulu. Namun, pada tahun 1771, nama tersebut berubah menjadi "Pontianak" oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang menguasai wilayah ini.

Pontianak berkembang sebagai pusat perdagangan penting di Kalimantan Barat dan pusat administrasi kolonial Belanda.

Sebagian besar aktivitas perdagangan dan kolonialisme berpusat di sekitar Sungai Kapus.

Pasca-Perang Dunia II, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945.

Pontianak juga menjadi saksi sejarah dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Tugu Khatulistiwa pada tanggal 23 Oktober 1945, yang menjadi Hari Kemerdekaan Kalimantan Barat.

Sejak itu, Pontianak tetap menjadi pusat administrasi Kalimantan Barat dan terus berkembang sebagai kota modern dengan infrastruktur dan layanan yang semakin berkembang.

Dari cerita singkat ini, Pontianak memiliki warisan sejarah yang beragam dan terus menjadi pusat ekonomi, budaya, dan administrasi. (greg)***

Leave a comment