Ruang Rawat Over Kapasitas, Dirut RS Soedarso Ungkap Penyebabnya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Pasien rawat inap di RSUD Soedarso mengalami peningkatan yang luar biasa. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 207 pasien yang dirawat inap di rumah sakit ini. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien rawat inap, karena kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) sedang tinggi. Sehingga membuat ruang rawat inap saat ini over kapasitas. Direktur RSUD Soedarso Harry Agung Tjhayadi menyampaikan, peningkatan pasien rawat inap kasus DBD sudah mulai terjadi sejak Januari. Namun, di Agustus kembali meningkat. "Untuk kapasitas ruang anak tersedia 41. Namun sekarang kita sudah menambah tempat tidur dan menambah ruangan. Sehingga sekarang bisa menampung 70 tempat tidur untuk anak," kata Harry Agung kepada Insidepontianak.com, Jumat (11/8/2023). Namun demikian, Harry Agung menegaskan, penyebab kapasitas ruang rawat inap penuh bukan sepenuhnya karena pasien DBD. Tetapi, banyak juga pasien penyakit lainnya. "Hanya saja di Bulan Agustus dari Tanggal l hingga Tanggal ll Agustus, terdapat 48 pasien DBD," ucapnya. Untuk mengatasi persoalan over kapasitas ruang rawat inap ini, akibat melonjalnya kasus DBD, maka kata Harty Agung, pihaknya telah berkoordinasi dengan RS di Kota Pontianak dan Kubu Raya. "Sehingga kami mengadakan rapat dengan 15 Rumah Sakit di Kota Pontianak dan Kubu Raya," tegasnya. Ia juga menerangkan khusus untuk rumah sakit Soedarso dari bulan Januari hingga Juli pasien berjumlah 159 kasus dan di Bulan Agustus yaitu 48 kasus, sehingga total 207 kasus. "Kasus DBD paling banyak yang masuk di RSUD Soedarso dari kota pontianak 77 kasus, Kubu Raya 57 kasus, dan hampir semua kabupaten kota yang melakukan rujukan ke RSUD Soedarso," ujarnya. Penanganan yang dilakukan diakuinya pula pihaknya lantas melakukan koordinasi dengan 15 rumah sakit dan berdiskusi untuk mempersiapkan hal-hal kemungkinan teburuk. "Kalau seandainya RSUD Soedarso dan juga RS pemerintah lain melebihi dari kapasitas, dan mendistribusikan kepada RS sekitar yang masih memungkinkan menerima pasien rawat inap khusus pasien DBD," paparnya. Hal itu dilakukan agar menekan angka rujukan ke rumas sakit, sehingga pihaknya bisa memberikan pelayanan terbaik dan lebih bermutu. "Karena jumlah antara tempat tidur dan jumlah pasien lebih rasional," imbuhnya. Ia menambahkan hingga kini pihak RSUD Soedarso terus berupaya sekeras mungkin memberikan pelayanan kedaruratan DBD, termasuk mengimbau seluruh puskesmas juga melakukan upaya-upaya pencegahan kasus DBD. "Bukan hanya Dinkes namun sektor-sektor lainnya seperti dari dunia pendidikan sekolah, masyarakat serentak bersama-sama dalam menekan angka DBD," tutupnya. (Dwi)

Leave a comment