Lemang Batok Selai Srikaya, Kuliner Khas Tebingtinggi yang Melegenda: Eksis Selama Empat Generasi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Tebingtinggi dikenal sebagai Kota Lemang di Sumatra Utara. Dan, Lemang Batok adalah andalannya karena diperkaya dengan selai srikaya. Penggunaan selai srikaya ini bisa dikatakan nilai plus, pasalnya lemang lain cenderung menggunakan tapai sebagai teman. Itulah sebab, Lemang Batok Tebingtinggi jadi sulit dilupakan. Sebagai informasi, Lemang Batok Tebingtinggi yang memakai selai srikaya ini bisa dikatakan sudah melegenda. Dia sudah ada di kota lintas tersebut sejak awal Indonesia merdeka. Mengutip tebingtinggikota.go.id, gacasshop.com, dan sumber lainnya pada Selasa (11/7/2023), lemang di Tebingtinggi sejatinya diperkenalkan suku Minangkabau sekitar tahun 1947. Yang jelas, kini ada puluhan penjual lemang di Kota Tebingtinggi. Meskipun kelihatannya sama, tapi rasa yang dihadirkan berbeda beda, sangat tergantung oleh keahlian dan keseriusan pembuatnya dalam memberi produk yang bermutu. Salah satu lemang yang pantas diburu adalah Lemang Batok. Awalnya Lemang Batok hanya dijual di kawasan Tjong A fie yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan, tepatnya di depan Masjid Raya Tebingtinggi. Nah, Lemang Batok dibuat dan dijual dari tempat yang terpisah. Lemang ini diproduksi di kediaman di Jalan Badak Kampung Semut, selanjutnya dibawa ke tempat jualannya di kawasan Tjong A Fie tadi. Lemang Batok kini sudah melintasi empat generasi. Generasi pertama adalah almarhum 'Batok', generasi kedua almarhum H Upik Naren, dan generasi ke-3 Abubakar Sikumbang. Abubakar Sikumbang ini memiliki 10 anak. Dan anak-anak inilah yang kini menjadi generasi penerus, yang menerusi usaha Lemang Batok. Bahan yang digunakan adalah beras pulut (ketan), batang bambu (khusus bambu lemang), daun pisang yang masih muda alias pucuk pisang, santan, garam dan daun pandan. Dan, semuanya tanpa penyedap. Setelah beras pulut dicuci besih, pulut dimasukkan ke dalam bambu yang didalamnya sudah dialasi pucuk daun pisang. Selanjutnya dimasukkan santan, sedikit garam, dan perasan daun pandan. Ada sedikit gula putih yang membuat pulut ini lebih berasa. Mulut bambu disumpal daun pisang agar pulut tidak tumpah, selanjutnya lemang pun dibakar di samping api besar dalam posisi berdiri. Proses pemanggangan lemang ini mencapai empat jam. Setelah tampak masak dan bambu menunjukan kehitaman, barulah lemang siap disantap. Ada hal unik lainnya dalam membuat lemang yaitu tidak boleh berbicara kotor dan menceritakan orang lain, karena nantinya lemang tidak akan masak sempurna. Pembakaran lemang ini dengan menggunakan batok kelapa serta serabutnya. Itulah sebab nama Batok, selain nama panggilan untuk perintis usaha tersebut, melekat pada lemang. Sebagai informasi, per harinya Lemang Batok memproduksi 50 kilogram pulut untuk bahan membuat lemang. Dengan kata lain, sekira 400 batang lemang. Per batang lemang dijual dengan harga yang bervariasi. Ada lemang kelas premium, yakni santannya sangat kental dan rasanya jelas lebih enak, dan lemang biasa. Dan untuk menikmatinya, ada dua pilihan yakni tapai pulut dan tentu saja selai srikaya. Ya, selainya unik. Selai srikayanya menggunakan gula aren dan bukan gula merah biasa. Sebagai informasi, lemang dan selai atau tapai pulutnya dijual terpisah. Lemang Batok ini tak hanya dikenal di Sumatera Utara, tapi juga hingga ke beberapa negara Asia seperti Malaysia, China, Korea, dan Singapura. Demikian soal Lemang Batok yang menjadi kuliner khas Kota Tebingtinggi. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment