Analisa Pengamat Soal Ria Norsan Belum Ditawarkan Duet Bareng Sutarmidji, Ini Kalkulasinya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Pengamat Politik, Universitas Tanjungpura, Syarif Usmulyadi menyebut ada beberapa alasan yang membuat Sutarmidji belum juga memberikan tawaran kepada Ria Norsan untuk kembali berduet di Pilgub Kalbar 2024. Menurut Usmulyadi, kemungkinan pertama karena Sutarmidji masih melakukan kalkulasi politik untuk mencari figur Cawagub yang potensial dan bisa membawa kemenangan. "Karena di atas kertas sejumlah nama sudah muncul menjadi penantang, salah satunya Lasarus," kata Usmulyadi kepada Insidepontianak.com, Jumat (7/7/2023). Maka menurutnya, Sutarmidji tengah menghitung siapa sosok yang pas untuk dipinang. Sebab, salah memilih Wakil juga akan berdampak pada keterpilihan. Sementara jika duet bersama Ria Norsan dilanjutkan, Usmulyadi melihat peluang menang keduanya akan kecil. Apalagi, jika Kubu penantang menggaet pasangan yang mencerminkan etnisitas Kalbar. "Kalau Sutarmidji-Ria Norsan bersatu, sepertinya kecil kemungkinan menang. Ini jadi alasan Sutarmidji belum memberikan tawaran," katanya. Alasan kedua, posisi tawar Ria Norsan dianggap sudah lemah. Sebab, di Pilgub 2024 ini, Norsan bukan lagi menjabat Ketua Partai Golkar Kalbar, yang mengharuskan Sutarmidji memprioritaskannya untuk dipinang. "Kalau sekarang kan posisinya beda. Beliau bukan lagi Ketua Partai," ujarnya. Di samping itu, menurut Usmulyadi, Sutarmidji juga mencari figur yang satu visi dan dapat diajak bekerja sama. Apalagi kondisi Kalbar sangat plural. Baginya, idealnya, jika ingin menang di atas angin, Sutarmidji harus mencari wakil yang  mencerminkan keterwakilan Kalbar. Karena itu, Usmulyadi menilai pada posisi saat ini, Sutarmidji juga menghitung peluang kandidat lain untuk diajak berduet. Misalnya saja Satono hingga Karolin Margret Natasha. Karena kedua tohon ini masih popular. Nama Satono cukup  diperhitungkan. Sebab, ketokohannya di Sambas mengakar. Buktinya, di Pilkada Sambas 2020, ia sukses menumbangkan pertahana. Selain itu, Satono dinilai bisa jadi pelengkap Sutarmidi. Karena, ia dapat diterima di berbagai kalangan. Satono juga berkarakter anak muda. Lebih mudah diajak bekerja sama, karena pengamalannya di pemerintahan. Sisi lainnya, Satono dianggap berprestasi membangun Sambas. Misalnya, lewat program Jembatan Berkemajuan yang sudah puluhan titik dibangun tanpa APBD. Dan terakhir, Satono merupakan tokoh dari wilayah dengan populasi pemilih terbanyak kedua di Kalbar setelah Pontianak. "Inilah yang menjadi daya tarik kenapa Satono patut diperhitungkan untuk diusung menjadi Bacalon Wakil Gubernur,” katanya. Usmulyadi meyakini, Sutarmidji pun sudah menghitung kekuatan ini. Tak terekcuali juga menghitung kekuatan jika menggaet Karolin, yang pernah menjadi rivalnya saat Pilgun 2018. Menurut Usmulyadi, jika tokoh-tokoh di atas yang dipilih, maka peluang menang Sutarmidji diyakini lebih besar karena bisa mengimbangi kekuatan siapapun penantangnya. "Kalau Sutarmidji-Karolin misalnya peluang menang akan besar. Jika ini terjadi, Pilgub mungkin hanya ada dua poros," katanya. Menurutnya, peluang duet Sutarmidji-Karolon juga terbuka. Apalagi jika ada campur tangan Cornelis. Sementara diketahui, hubungan Sutarmidji dan Cornelis sangat ‘mesra’ di akhir-akhir ini. Keduanya saling lempar pujian dalam berbagai kesempatan. Jejak digitalnya sangat banyak. Namun, di sisi lain lanjut Usmulyadi, peluang ini juga terganjal dengan PDIP. Sebab, Lazarus yang merupakan ketua DPD PDIP Kalbar sudah menyatakan siap maju. Persoalan lain, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019, juga sulit untuk mengalah mencalokan kadernya sebagai wakil. "Jadi masih sangat cair, dan sangat dinamis," ujarnya. Karena itu, menurutnya, peta politik Kalbar baru akan nampak dalam dua tiga bulan ke depan, mendekati masa penjaringan bakal calon di KPU. Di samping itu, kandidat lain juga mengamati sosok pendamping Sutarmidji dan tengah melakukan kalkulasi, sebelum memutuskan maju atau tidak. Sebab, jika hitungannya kalah, maka sejumlah nama diyakini tak akan maju. “Yang jelas saat ini kandidat masih melakukan kalkulasi-kalkulasi, kalau hitungannya kalah dengan duet Sutarmidji maka mereka mungkin tak maju," ujarnya. Diberitakan sebelumnya, Ria Norsan mengaku belum diajak Gubernur Kalbar, Sutarmidji untuk kembali berduet di Pilkada 2024 mendatang. Norsan pun mengisyaratkan maju nyalon di Pilgub Kalbar 2024 jika mendapat dukungan dari akar rumput. Namun, terlepas itu, ia memastikan, hubungannya dengan Sutarmidji sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur tetap harmonis. "Mungkin (red, tawaran Gubernur), nanti," ujarnya. Ia pun menyatakan siap mendampingi Sutarmidji di periode kedua jika memang ada tawaran, dan dianggap baik oleh masyarakat.***

Leave a comment