Roti Bakar Akur, Makanan Khas Rantauprapat Sejak 1896: Dibakar Pakai Arang, Diolesi Selai Srikaya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Rantauprapat adalah ibukota Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara. Sebuah kota lama yang tentunya punya makanan legendaris, namanya roti bakar Akur. Makanan ini dinamakan Akur karena berasal dari kedai kopi yang bernama Akur dan sudah berdiri di sejak 1896. Secara administrasi, kedai ini berada di Jalan Ahmad Yani, Rantauprapat. Artinya, roti bakar Akur yang buka setiap hari ini tentunya menjadi salah satu kuliner dan makanan khas Rantauprapat Labuhanbatu yang wajib dicoba. Yang khas adalah roti tawar dibuat sendiri kemudian dipanggang dengan arang. Harus ada gosong-gosongnya sehingga aroma roti bakarnya tercium. Roti bakarnya akan bertambah nikmat dengan olesan selai srikaya yang kental nan legit. Kelebihan selai di sini adalah mampu bertahan selama satu bulan. Jika dilihat dari lamanya toko bertahan, seharusnya cabangnya sudah ada di seluruh Indonesia.Tapi owner lebih memilih bertahan di rentetan ruko yang sempit seraya tetap mempertahankan originilitas produk. Merunut sejarah, mengutip aklamasi.id, Jumat (7/7/2023), awalnya kedai ini didirikan seorang remaja berusia 16 tahun yang berasal dari Provinsi Hainan, bagian paling Selatan di Republik Rakyat China. Mulanya, warung tersebut dinamakan ‘Bienam’, yang bermakna ‘Selatan Indah’. Hingga akhirnya, sang remaja yang bersuku Hainan tersebut menetap dan berkeluarga di Indonesia. Dahulu kedai ini masih dengan kondisi tanah merah, tembok papan, dan seng. Terdapat kejadian yang mengharuskan penggantian nama kedai kopi tersebut. Dan atas saran rokoh setempat, Kedai Bienam pun menjadi Kedai Akur. Namun terjadi perubahan lagi, tepatnya beberapa tahun ke belakang sejak dipegang genarasi ketiga, ‘Selatan Indah’ alias ‘Beinam’ ditabalkan lagi bersama kata ‘Akur’. Yang jelas, ‘Akur’ bukan hanya makna dalam bisnis, namun solidaritas atau hubungan yang baik antara pengelola kedai dengan pengunjung. Kedai Kopi Akur Bienam buka mulai pukul 07.30 hingga 23.00 WIB bukan hanya tempat legenda bagi kaum lansia, namun sejak dulu tempat ini menjadi ruang diskusi para jurnalis dari media cetak. Kini, jika mengunjungi Kedai Kopi Akur Bienam, maka Anda akan melihat deretan rak bertingkat dengan roti-roti yang sudah dikemas. Juga terlihat meja berbentuk huruf ‘L’ tempat mengadon roti dengan mesin yang bertenaga listrik di sisi kanannya. Pun, ada mesin pemanggang. Cara membuka mesin ini adalah diputar dengan tuas berbentuk bulat layaknya stir kapal tersebut. Terlihat juga mesin srikaya, berbentuk tabung dengan ukuran besar. Tidak ketinggalan, tumpukan karung berisikan arang. Dengan memproduksi roti dan srikaya sendiri, tak jarang roti Akur juga dijadikan sebagai buah tangan oleh pengunjung yang berasal dari luar kota. Bahkan, beberapa usaha kedai kopi yang semisal dengan Akur Bienam juga memasok roti melalui kedai ini. Demikian soal roti bakar Akur yang menjadi oleh-oleh khas dari Rantauprapat. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment