Reses di Kayong Utara dan Ketapang, Dewan Kalbar Rasmidi Serap Aspirasi Soal Infrastruktur hingga Harga Karet Anjlok

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Masyarakat Kayong Utara dan Ketapang, mengeluhkan infrastruktur jalan penghubung kabupaten dan provinsi yang rusak parah. Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan beraktivitas. Aspirasi ini disampaikan kepada anggota DPRD Kalimantan Barat, Rasmidi yang belum lama ini melaksanakan kegiatan reses. Rasmidi mengatakan, ada beberapa aspirasi masyarakat mengenai kerusakan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dan provinsi. Untuk jalan kabupaten seperti Jalan Sandai-Penjawaan-Sumber Priyangan. Kondisi jalan Kabupaten tersebut rusak parah. Sementara itu, aspirasi warga juga terkait jalan Perawas yang berlokasi di Kecamatan Simpang Hilir. Jalan ini menjadi pilihan masyarakat untuk pergi ke Kota Pontianak. Sebab, jarak tempuhnya dinilai jauh lebih dekat. Namun, kondisi jalan tersebut perlu perhatian pemerintah. Walau jalan tersebut sudah dibuka dan dianggarkan tahun lalu. "Mereka berharap jalan ini dianggarkan setiap tahun," terangnya. Saat ini kondisi jalan sudah terbuka walau masih belum ada pengaspalan. Jalan tersebut pun sudah dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas. "Kita berharap pemerintah terus memberikan perhatian terhadap jalan tersebut," ucapnya. Di samping itu, Warga Kayong Utara juga meminta agar pemerintah provinsi melanjutkan pembangunan Jalan Sukadana-Teluk Batang. Sebab, Jalan Siduk-Sukadana dipastikan selesai pembangunannya tahun ini. "Tinggal jalan Sukadana-Teluk Batang yang belum selesai, karena rentang jalan yang panjang dan anggaran tidak mencukupi. Kita berharap agar pembangunan ini terus dilanjutkan dan tahun 2024 nanti sudah tembus ke Teluk Batang," katanya. Di samping infrastruktur, legislator partai Demokrat ini juga menerima aspirasi terkait harga karet dan sawit yang anjlok. Kondisi ini mencekik petani. Menurut Rasmidi, awalnya masyarakat punya harapan besar dengan sawit. Sebab, harga karet tak kunjung stabil. Alhasil, warga rela menebang pohon karet untuk ditanami sawit. "Tapi, sawit juga belum memberikan harapan, sehingga masyarakat mengeluh," katanya. Ia berharap agar pemerintah mencari solusi dan menjamin stabilitas harga karet dan sawit agar ekonomi masyarakat jadi lebih baik. (Andi)***

Leave a comment