Candi Bahal Paluta, Peninggalan Sriwijaya dan Terluas di Sumut: Ini Penjelasannya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Publik wajib paham bahwa Sumatra Utara (Sumut) juga memiliki komplek ibadah peninggalan Sriwijaya. Letaknya di Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) dan bernama Candi Bahal. Disebut Candi Bahal karena nama daerahnya adalah Bahal. Peninggalan Sriwijaya di Paluta Sumut ini juga disebut Candi Portibi yang merupakan kata serapan dari Sansekerta, Pertiwi, yang berarti Dewi Bumi. Pun, Portibi adalah nama kecamatan di Kabupaten Paluta, tempat Candi Bahal berdiri. Artinya, nama candi peninggalan Sriwijaya ini tak lepas dari nama daerah di Sumut: berdasar daerah atau menjadi nama daerah. Mengutip direktoripariwisata.id, Jumat (16/6/2023), Candi Bahal atau Biara Bahal atau Candi Portibi adalah komplek Candi Buddha aliran Vajrayana. Candi ini berjarak sekitar 3 jam perjalanan dari Padang Sidempuan atau sekitar 400 km dari Kota Medan. Candi ini terbuat dari bahan bata merah dan diduga berasal dari sekitar abad ke-11 dan dikaitkan dengan Kerajaan Pannai, salah satu pelabuhan di pesisir Selat Malaka yang ditaklukan dan menjadi bagian dari Mandala Sriwijaya. Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Jabung yang ada di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Namun yang jelas, candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat disebut biaro) yang terluas di Provinsi Sumut karena areaInya melingkupi kompleks Candi Bohol I, Bohol II dan Bohol III. Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap komplek candi terdapat bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap ke gerbang. Sebagai informasi, para peneliti mengungkapkan bahwa candi di desa Bahal ini adalah tiga di antara 26 runtuhan candi yang tersebar seluas 1.500 kilometer persegi di situs percandian. Dari sekian banyak candi Padanglawas hanya Candi Bahal yang sudah selesai dipugar, Candi Sipamutung dan Candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhannya. Berikut penjelasan tentang Candi Bahal secara umum: 1. Candi Bahal I Candi Bahal 1 dibangun di pelataran seluas sekitar 3.000 meter persegi. Bangunan utamanya merupakan yang terbesar dibandingkan dengan bangunan utama Candi Bahal II dan III. Bangunan utama ini terdiri atas susunan alas atau tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Candi Bahal I terdiri dari satu candi utama dan empat candi perwara. Posisi masing-masing candi membentuk simetri antara sisi kiri dengan sisi kanan halaman candi. Tata letak Candi Bahal I membentuk beberapa ruang dengan fungsi yang berbeda. Ruangan terbentuk di bagian belakang candi induk dan di dekat masing-masing dua candi perwara yang saling berhadapan. Tangga pada candi utama atau perwara menentukan fungsi ruangan. Candi Bahal I menghadap ke Timur dan tubuh candi berupa bangunan bersegi empat dengan alas berbentuk bujur sangkar. Dalam tubuh candi terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 meter persegi. Sementara atap Candi Bahal I berbentuk dagoba, yaitu stupa berbentuk silinder. 2. Candi Bahal II Candi Bahal II terletak sekitar 100 meter dari jalan dan sekitar 300 meter dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama luasnya dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi pagar bata, akan tetapi ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama Candi Bahal I. Pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 4 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat sisi timur. Bangunan utama Candi Bahal II terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki candi. Dalam tubuh Candi Bahal II juga terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 meter persegi, dikelilingi dinding setebal sekitar 1 meter. Pintu masuk selebar sekitar 120 x 250 cm menghadap ke timur. Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa hiasan pahatan. Atap Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi empat. 3. Candi Bahal III Candi Bahal II berjarak sekitar 100 meter dari jalan, namun untuk mencapai lokasi Candi Bahal III pengunjung harus melalui jalan setapak, pematang sawah dan perumahan penduduk. Terdapat banyak kemiripan antara Candi Bahal III dan kedua candi Bahal lainnya. Pelataran candi yang luasnya relatif sama juga dikelilingi pagar batu bata dengan ketebalan dan ketinggian yang sama. Gerbang untuk masuk ke halaman juga terletak di sisi timur. Sama halnya dengan bangunan utama Candi Bahal III yang terletak di tengah pelataran. Gerbang Candi Bahal III lebih mirip dengan gerbang Candi Bahal I, karena tangga naik ke gerbang terletak di sisi utara dan selatan. Tangga di gerbang Candi Bahal II terletak di timur. Ukuran dan bentuk bangunan utama Candi Bahal III sangat mirip dengan bangunan utama Candi Bahal II. Pintu masuk ke ruangan dalam tubuh candi juga terletak di timur. Tidak terdapat pahatan pada bingkai pintu, namun sepanjang dinding tatakan dihiasi pahatan dengan motif yang mirip bunga. Atap Candi Bahal III tidak stupa berbentuk silinder, tapi berbentuk limas dengan puncak persegi empat, Mirip dengan atap Candi Bahal II. Demikian informasi tentang Biaro Bahal atau Candi Bahal atau Candi Portibi yang berada di Paluta. Sebuah peninggalan Sriwijaya di Sumut yang wajib dijaga. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment