Lima Fakta Sudako, Angkutan Kota Legendaris Medan yang Makin Hilang

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Sudako adalah angkutan kota yang sudah tidak asing lagi di Kota Medan. Bahkan, bisa dikatakan legendaris karena berusia tua dan berbentuk unik. Bagi mereka yang hidup di Medan sejak 1970-an tentu paham dengan sudako. Pasalnya, satu hingga dua dekade kemudian angkutan kota ini sangat populer. Bentuk sudako tidak seperti angkutan kota kebanyakan, dia memiliki pintu belakang dan bukan samping untuk naik dan turun penumpang. Pada masanya, dialah raja jalanan di Medan. Namun, kini sudako mulai hilang. Kalaupun terlihat hanya berjumlah satu-dua, itupun lebih ke daerah pinggiran Medan. Banyak yang menyayangkan hal ini, pasalnya sudako bisa dikatakan unik. Bentuknya, kalau dipertahankan, bisa menjadi kekhasan Kota Medan. Itulah sebab kini banyak beredar gambar baju atau kartun berbentuk sudako. Nah, berikut beberapa fakta soal sudako Medan seperti dikutip dari otosia.com dan sumber lainnya, Rabu (7/6/2023): 1. Generasi Kedua Sudako adalah generasi kedua moda transportasi darat yang dirintis oleh Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM). Generasi pertama angkutan kota di Medan adalah bemo. 2. Masa operasi Sudako sejatinya sudah menjadi transportasi umum di Kota Medan sejak 1970-an. Namun, baru mulai populer pada 1980 hingga 1990-an. Sampai sekarang Sudako masih beroperasi, namun pihak Pemerintah Kota Medan mengklaim tak ada pengusaha sudako yang mengajukan perpanjangan izin operasi sejak 2016 lalu. 3. Bentuk fisik Bentuk sudako bukan seperti angkot yang memakai pintu samping, pintunya di belakang. Muatannya bisa 14 orang di belakang; tujuh di sisi kanan dan tujuh di kiri; dengkul saling bersentuhan. Selain itu dua penumpang bisa duduk di samping sopir. Ciri khasnya, sudako ini berwarna kuning. 3. Jenis Mobil atau tipe mesin Kadang orang Medan menyebut jenis sudako sesuai tipe mesin seperti Hijet 55. Jenis tipe Sudako lainnya seperti Daihatsu S38, Daihatsu Hijet 55 Wide, Daihatsu Hijet 1.000. Pun, ada Daihatsu S38, yang mesinnya masih 2 tak dan 500 cc. 4. Tentang nama Pada awal-awal kehadirannya, merek yang banyak digunakan untuk transportasi sudako ini antara lain Suzuki, Daihatsu, dan Colt. Itulah sebab hingga sudako disebut berasal dari penggabungan 3 merek ini. Namun, ada juga yang menyebutkan kalau sudako merupakan singkatan dari Sarana Umum Dalam Kota atau singkatan dari Sumatera Daihatsu Company. 5. Bel dan Kaca Pembatas Angkutan kota ini dilengkapi bel yang berguna sebagai media komunikasi antara sopir dan penumpang. Letaknya berada di langit-langit sudako. Jadi, kalau mau turun cukup memencet bel tersebut. Ini tak lain karena ada kaca atau dinding pembatas antara ruangan sopir dan penumpang. Jika bel tersebut rusak, maka penumpang harus mengetuk kaca penyekat itu. Itulah fakta soal sudako, angkutan kota di Medan yang semakin hilang. Semoga informasi ini bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment