Kereta Api di Sumut, Membelah Pantai Timur; dari Stasiun Medan ke Binjai, Kualanamu, Pematangsiantar, Tanjungbalai, dan Rantauprapat

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Kereta api bisa dikatakan sebagai moda transportasi yang relatif kurang populer di Sumatra Utara (Sumut). Meski begitu, dari Stasiun Medan tersedia jalur yang membelah Pantai Timur. Jalur kereta api di Pantai Timur Sumut memang cenderung landai. Ini berbeda dengan wilayah tengah yang merupakan Bukit Barisan, sementara Pantai Barat harus melewati wilayah tengah terlebih dahulu dari Medan. Dengan kata lain, kereta api yang berpusat di Medan memang hanya melayani jalur Pantai Timur Sumut. Di tengah maupun Pantai Barat infrastrukturnya belum mendukung. Mengutip kereta-api.info, Jumat (2/6/2023), ada empat stasiun tujuan kereta api dari Stasiun Kereta Api Medan, kecuali stasiun bandara. Keempat tujuan itu adalah Stasiun Binjai, Pematangsiantar, Tanjungbalai, dan Rantauprapat. Medan ke Binjai dilayani Kereta Api Srilelawangsa. Lalu bagi yang ke Pematangsiantar akan dilayani Kereta Api Siantar Ekspres. Untuk yang ingin ke Tanjungbalai memakai Kereta Api Putri Deli dan bagi mereka yang mau ke Rantauprapat menggunakan Kereta Api Sribilah. Nah, berikut informasi soal Stasiun Kereta Api Medan beserta empat stasiun tujuannya: 1. Stasiun Medan Stasiun Medan ini berdiri sejak 1886 dan dulunya bernama bernama Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan pada 1888 sempat melayani rute Medan-Aceh (Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen). Letaknya di pusat Kota Medan, tepatnya di depan Lapangan Merdeka dan dekat dengan bangunan-bangunan bersejarah lainnya seperti Kantor Pos, Balai Kota (sekarang Hotel Grand Aston), dan sebagainya. Stasiun yang terletak pada ketinggian +22 meter di atas permukaan laut ini merupakan stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh. 2. Stasiun Binjai Stasiun ini terletak pada ketinggian +29,52 meter di atas permukaan laut. Dulunya bernama Stasiun Timbang Langkat dan merupakan stasiun kereta api kelas II. Tidak seperti kebanyakan stasiun lain di Sumut yang sudah berganti arsitektur, stasiun ini masih mempertahankan gaya bangunan kolonial semenjak masa pembangunannya dulu. Stasiun ini dahulu memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus, tetapi sekarang hanya tersisa tiga jalur saja. Pada akhir 2020 sistem persinyalan mekanik di stasiun ini sudah diganti dengan sistem elektrik produksi Len Industri. 3. Stasiun Siantar Stasiun ini berada di Kota Pematangsiantar, kota terakhir sebelum Kota Wisata Parapat dari Medan. Stasiun ini dikategorikan stasiun kereta api kelas II dan terletak pada ketinggian +383,47 meter di atas permukaan laut. Stasiun ini merupakan stasiun yang berada pada ketinggian tertinggi di Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh. Stasiun yang berdiri sejak 1915 ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Yang membuat stasiun ini unik adalah, apabila ujung jalur kereta api lainnya di Sumatra Utara biasanya hanya merupakan sepur badug, di stasiun ini merupakan tempat bongkar muat ketel BBM milik Pertamina. 4. Stasiun Tanjungbalai Stasiun ini juga berdiri pada 1915 atas prakarsa Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan berada di ketinggian 2,87 meter di atas permukaan laut. Stasiun kereta api kelas II ini merupakan stasiun aktif yang letaknya paling ujung di percabangan menuju Kota Tanjungbalai. Di ujung rel terdapat bekas menara air untuk lokomotif uap, roundhouse, dan turntable tapi sudah tidak aktif. Ke arah timur stasiun ini, terdapat jalur menuju Pelabuhan Teluknibung yang sudah tidak aktif. Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Kisaran serta jalur 2 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Teluknibung. 5. Stasiun Rantauprapat Stasiun ini terletak pada ketinggian +27,14 meter di atas permukaan laut dan merupakan stasiun paling selatan di Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh. Merupakan stasiun besar tipe C yang terletak di Padang Matingi, Rantau Utara, Labuhanbatu. Stasiun ini dibangun seiring pembangunan jaringan kereta api yang menghubungkan Kisaran-Rantauprapat pada 1929–1937. Stasiun ini memiliki tujuh jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus dan jalur 1 merupakan sepur belok yang menjadi jalur kedatangan maupun keberangkatan KA penumpang. Stasiun ini sejak dahulu diutamakan untuk mengangkut hasil bumi berupa kelapa sawit dan karet. Di kawasan stasiun terdapat tempat pengisian CPO milik Permata Hijau Grup dan tempat pengisian CPO milik pabrik kelapa sawit PT Musim Mas. Demikian informasi soal perkerataapian di Medan dan Sumut secara umum. Ya, meski tidak sepopuler moda transportasi lain. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment