Alexander Wilyo, Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik Ikut Pembukaan Gawai Dayak Kalbar 2023

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
KETAPANG, insidepontianak.com -Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo yang juga menjabat Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik bergelar Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua menghadiri Pembukaan Pekan Gawai Dayak XXXVII Provinsi Kalimantan Barat. Dalam kesempatan tersebut Sekda Ketapang, berharap agar PGD XXXVII ini bisa menjadi ajang untuk merawat keberagaman. Atas nama Pemerintah Kabupaten Ketapang, Sekda mengucapkan selamat atas Pekan Gawai Dayak XXXVII Provinsi Kalimantan Barat dan mengapresiasi pembukaan PGD XXXVII Provinsi Kalimantan Barat, yang dilaksanakan Rumah Radakng, Pontianak, Sabtu (20/5/2023). Sekda Ketapang juga sangat apresiasi kepada panitia dan masyarakat adat dayak se-Kalbar yang masih rutin melaksanakan pekan gawai ini. Diakuinya kalau Kalbar sendiri terdiri dari berbagai etnis dan ragam budaya. Keragaman budaya tersebut merupakan salah satu khasanah Kalimantan Barat. Untuk itu, Sekda menilai kalau keragaman budaya itu harus tetap dikembangkan, harus tetap dilestarikan agar tidak tercerabut dari akar budaya. Karena itu, Patih berharap agar keberagaman budaya itu harus selalu dipelihara dan dijaga sebagai modal untuk membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif. Sekda pun berharap agar PGD XXXVII ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara memelihara toleransi dan kerukunan masyarakat di Kalimantan Barat. Terlepas dari itu, Sekda berharap melalui event PGD ini diharapkan juga agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat melalui khasanah budaya yang sudah ada di Kalimantan Barat. "Semoga pula masyarakat Kalbar dapat mengetahui kesenian dan kebudayaan Dayak yang ditampilkan di PGD XXXVII. Marilah kita jadikan PGD XXXVII sebagai peristiwa penting, sekaligus momentum yang sangat berharga bagi kita untuk melestarikan seni budaya, khususnya budaya Dayak yang ada di Kalbar ini,” ungkapnya. Ketua Panitia PGD XXXVII, Yohanes Supriadi dalam sambutannya menyebutkan, Tema PGD XXXVII adalah Merawat Keberagaman Untuk Kalbar Bermartabat dengan sub tema melalui PGD XXXVII kita bangun karakter orang Dayak yang inklusif, terbuka. Orang Dayak yang berkarakter unggul. Orang Dayak yang peduli dengan kebudayaannya. "Saat ini terjadi degradasi budaya. Ini perlu kembalikan ke asalnya, perlu dikembalikan semangatnya. Dalam rangka itu, pada PGD XXXVII ini digelar berbagai even seni dan budaya Dayak,” ujar Yohanes Supriadi. Di Kalbar, kata Yohanes Supardi, ada banyak subetnis dan ratusan bahasa. Keberagaman ini seharusnya menjadi kekayaan. Disebutkan Yohanes Supardi, pada PGD XXXVII ini, panitia hanya bisa mengadakan empat objek budaya nasional dari 10 objek yang ada. Keempat objek budaya itu, yakni: ritus (nyangahatn), seni, permainan rakyat dan olah raga tradisional. (Fauzi)

Leave a comment