Data Prevalensi Beda, Pemkab Kubu Raya Surati Kementerian Kesehatan  

26 Oktober 2022 21:11 WIB
Ilustrasi

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam optimistis angka stunting di Kubu Raya pada tahun 2022 bisa turun di angka enam persen. Hal itu mengingat angka stunting di tahun 2021 sebesar 7,9 persen berdasarkan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM).

Namun berdasarkan data Studi Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2021, angka stunting di Kubu Raya justru disebut tertinggi di Kalimantan Barat dengan angka 40,3 persen. Merespons hal itu, Yusran Anizam mengajak semua pihak untuk mengawal data penurunan angka stunting di Kubu Raya. Sehingga angka stunting benar-benar obyektif dan valid. 

“Jika datanya sudah tidak valid, maka program intervensi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan bias, bahkan bisa jadi orang akan menilai ini project oriented,” kata Yusran saat menghadiri Rakor Audit Angka Stunting Kubu Raya di Gardenia Resort and Spa Kubu Raya, Rabu (26/10/2022).

Sekda Yusran mengatakan untuk mengetahui pasti angka prevalensi stunting, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya masih menunggu kebijakan dari Menteri Kesehatan karena adanya perbedaan data prevalensi angka stunting di Kabupaten Kubu Raya antara Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan dengan Litbang Kementerian Kesehatan. 

Baca Juga: Kubu Raya Pertama Terapkan TAKE di Kalimantan Barat

“Meski angka prevalensi stunting di Kubu Raya masih dalam pembahasan di Kemenkes, namun kita optimistis angka stunting kembali turun di angka enam persen. Saat ini kita masih menunggu karena angka prevalensi stunting masih diverifikasi oleh Kementerian Kesehatan,” ujar Yusran.

Sekda Yusran menuturkan Pemkab Kubu Raya terus melakukan intervensi program-program pelayanan kesehatan. Sebab Pemerintah Kabupaten menargetkan di tahun 2024 sudah nihil stunting.

Jika berdasarkan data Kubu Raya yang mengacu pada e-PPGBM, angka stunting 7,9 persen. Namun karena adanya perbedaan angka stunting ini, Yusran mengatakan pemerintah daerah masih menunggu keputusan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

“Terkait program intervensi tetap kita lakukan inovasi dan terobosan yang sudah banyak dikeluarkan Bupati Muda Mahendrawan, yang mana mulai dari ibu hamil dan anak dalam kandungan sudah kita lakukan intervensi serta kita kontrol melalui inovasi Pak Bupati melalui alat USG portable. Di mana sampai saat ini semua puskesmas sudah kita bekali dengan USG portable, bahkan sejumlah desa di Kubu Raya sudah ada yang membeli alat ini dengan menggunakan APBDes mereka,” paparnya.

Baca Juga: Sekda Yusran: Penanganan Stunting di Kubu Raya Diperlukan Pemahaman

Leave a comment