Unisma Gelar Workshop Pengenalan Seni Budaya, Gandeng Komunitas Republik Gubuk

21 November 2022 15:53 WIB
Ilustrasi

MALANG, insidepontianak.com - Tim Pelaksana program rumah budaya Universitas Islam Malang atau Unism menggelar workshop pengenalan seni budaya, yang dilaksanakan di gedung Utsman Bin Affan lantai tujuh, Rabu (9/11/2022).

Kegiatan yang mengusung tema "Topeng Bubur Kertas" ini juga menggandeng Komunitas Republik Gubuk dari Desa Sukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang dengan narasumber Wondo Dony Windiarto.

Selain itu, kegiatan tersebut diikuti oleh 28 peserta antara lain dari Pertukaran Mahasiswa berbagai daerah dan juga peserta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Wondo menyampaikan berbagai materi mengenai karakteristik bentuk topeng dengan ringkas dan jelas.

Materi yang disampaikan diawali dengan memberikan penjelasan tentang berbagai macam tokoh topeng dari kerajaan terdahulu.

Baca Juga: Tak Pakai Helm di Jalan Raya, Pelajar SMP di Sidoarjo Ngamuk dan Marah Ditegur Polisi

Narasumber juga menyampaikan mengenai materi wayang yang memiliki banyak jenis. Beberapa wayang yang dipaparkan antara Wayang Menak yang berasal dari proses masuknya Islam ke Nusantara.

Lalu ada Wayang Mahabarata yang lebih familiar pada ajaran Hindu. Dalam pementasan wayang berbeda-beda karena memiliki alur cerita masing-masing.

Dilanjutkan dengan materi tokoh topeng, Wondo menegaskan bahwa dalam pementasan terdapat 80 karakter tokoh yang berbeda, namun yang biasanya muncul dalam pementasan hanya sekitar 5 karakter saja.

Wondo juga menjelaskan bahwa topeng terdiri atas dua jenis, antara lain Topeng Pakem dan Topeng Carangan.

Topeng Pakem sendiri merupakan suatu topeng yang standar dalam penampilannya tidak boleh diubah dan sudah diatur. Sedangkan Topeng Carangan merupakan topeng yang kondisional sesuai kondisi dan bisa divariasi.

Baca Juga: LINK NONTON dan DOWNLOAD The First Responders Episode 3: Detektif Jin Ho Gae Ungkap Kembali Kasus Kebakaran

"Di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, topeng yang ditampilkan masih memegang sistem pakem, sedangkan di daerah Tengger, masih menggunakan topeng untuk pemanfaatan ritual keagamaan," terang Wondo.

Selain itu, workshop pengenalan seni budaya ini juga menampilkan tarian Gunung Sari yang memberikan suatu filosofi sejarah dari Ksatria Kerajaan Ranca Kencono.

Tarian dilakukan oleh peraga dari Tim Komunitas Republik Gubuk dengan apik dan menarik. Tampilan tari dari peraga tersebut menarik perhatian dari peserta sehingga suasana menjadi lebih meriah.

Salah satu gerakan yang mengesankan dari tarian tersebut dinamakan dengan gerakan Merak Nigel. Setelah memberikan tampilan tari Gunung Sari, narasumber menjelaskan apa saja yang dipakai.

Beberapa atribut yang digunakan dalam tampilan tersebut antara lain topeng karakter dari satria Kerajaan Ranca Kencono, selanjutnya terdapat kuluk atau mahkota yang dipakai di kepala, lalu ada gelang di kedua lengan tangan, dan dipakaikan juga kece atau kalung.

Baca Juga: Gratis! Link Nonton Inggris vs Iran di Stadion Internasional Khalifa di Piala Dunia FIFA Qatar 2022

Pada bagian pinggang terdapat sabuk atau saken dan diiringi centing (rapek rumbai) dan terdapat bongseng yang dipakai di bagian kaki.

Acara ini dilaksanakan oleh tim pelaksana Program Rumah Budaya dan Peradaban Unisma Tahun 2022, mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang digawangi oleh Moch Irsyadul Ibad, Adisha Nur Izzatil Muslimah, Cantika Fildzah Farhana, dan Vita Prihatiningsih.

Tim ini dibimbing oleh Dr Ifit Novita Sari, l diikuti oleh peserta dengan arahan narasumber diiringi kebersamaan dari peserta.

Hal ini ditampakkan pada suasana nyaman dan santai namun berkesan yang dirasakan dalam kegiatan Workshop Topeng Bubur Kertas.

Acara Workshop ini dilanjutkan dengan melukis Topeng Bubur Kertas yang pada topeng yang telah dibuat oleh para peserta.

Baca Juga: Wabup Farhan harap KAHMI Ketapang Berkiprah Sumbangkan Ide Majukan Daerah

Kegiatan ini dilakukan dengan mencurahkan imajinasi para peserta dengan keragaman budaya yang telah ditangkap dari narasumber dan dituangkan ke dalam lukisan topeng yang apik serta menarik.

Pelaksanakan kegiatan ini dalam pengawasan Tim Komunitas Republik Gubuk sehingga menyajikan suatu lukisan topeng yang bervariasi.

Acara ini diakhiri dengan dokumentasi karya topeng lukisan yang telah dikerjakan oleh peserta, selanjutnya yaitu dengan berswafoto bersama para panitia pelaksana, narasumber, serta anggota komunitas Republik Gubuk.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk pelestarian budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi seluruh mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang memiliki passion di bidang pelestarian budaya.

Semoga generasi saat ini tetap melestarikan dan mempertahankan budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi.***

Tags :

Leave a comment