Hasil Penelitian Ungkap Bahaya Penggunaan Vape, Bisa Tingkatkan Resiko Gagal Jantung

15 April 2024 07:57 WIB
Ilustrasi - Vape atau rokok elektrik.

PONTIANAK, insidepontianak.com - Hasil penelitian terbaru, mengenai penggunaan vape atau rokok elektrik, mengungkap efek samping yang berbahaya untuk kesehatan. 

Sebuah studi itu semakin memperkuat bukti bahwa vape bukan alternatif pengganti rokok. Bahkan, vape disebut bisa meningkatkan risiko gagal jantung.

"Semakin banyak studi yang menemukan hubungan antara rokok elektrik dengan efek berbahaya," ujar Ketua Tim Peneliti dari MedStar Health, Dr Yakubu Bene-Alhasan seperti dilansir Mail Online menurut laporan PMJ News, Sabtu (13/4/2024).

"Serta menunjukkan bahwa (rokok elektrik) mungkin tidak seaman yang kita kira sebelumnya," sambungnya.

Studi ini melibatkan sekitar 175 ribu orang dewasa di Amerika Serikat. Studi yang berlangsung selama empat tahun ini menemukan bahwa orang yang menggunakan rokok elektrik atau vape memiliki risiko 19 persen lebih tinggi untuk terkena gagal jantung.

Temuan yang telah dipresentasikan dalam konferensi ilmiah tahunan American College of Cardiology ini dinilai cukup mengkhawatirkan. 

Alasannya, saat ini ada banyak generasi muda yang menjadi pengguna vape.

Bahkan, studi menemukan bahwa satu dari lima anak pernah mencobanya meski vape dilarang untuk anak berusia di bawah 18 tahun.

"Ada baiknya mempertimbangkan konsekuensi (dari rokok elektrik) terhadap kesehatan Anda, terutama terkait dengan kesehatan jantung," ucapnya.

Menurut studi, penggunaan vape secara signifikan dapat meningkatkan risiko gagal jantung berjenis gagal jantung dengan fraksi ejeksi terjaga atau HFpEF. 

HFpEF adalah kondisi ketika otot jantung menjadi kaku dan tidak bisa terisi dengan darah secara optimal di sela-sela kontraksi.

Akan tetapi, penggunaan vape atau rokok elektrik tampak tidak meningkatkan risiko gagal jantung jenis lainnya, yaitu gagal jantung dengan fraksi ejeksi menurun (HFrEF).

HFrEF sendiri merupakan kondisi ketika otot jantung melemah dan bilik kiri jantung tidak bisa memompa darah dengan optimal ketika kontraksi.

"Temuan (terbaru yang) signifikan ini semakin menambah bukti bahwa kebiasaan menghisap vape memiliki dampak jangka panjang berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah," jelas associate medical director dari British Heart Foundation, James Leiper.***

Leave a comment