Sejarah Kue Bingke: Warisan Leluhur, Masuk Pontianak Sejak 30 Tahun Lalu!

15 Maret 2024 09:21 WIB
Ilustrasi kue bingke khas Pontianak

PONTIANAK, insidepontianak.com - Kota Pontianak, Kalimantan Barat banyak menawarkan kuliner khas setempat. Mulai dari kue manis, hingga kue asin dengan citarasa unik dan enak. Salah satunya kue bingke khas Pontianak. 

Tahukah kamu bahwa kue bingke khas Pontianak ini punya sejarah panjang didalamnya. Tak hanya bicara kuliner saja tapi bicara warisan budaya dan cerita-cerita sejarah terkandung didalam sebuah kue bingke ini. 

Dalam berbagai catatan penelitian, kue bingke khas Pontianak ini ternyata adalah warisan turun temurun. Dengan keanekaragaman 

budaya, adat istiadat dan makanan tradisional ada sejarah dibalik satu kue ini. 

Warisan Turun-temurun

Khususnya di Kota Pontianak, makanan tradisional sudah menjadi warisan turun-temurun leluhur dari zaman nenek moyang, seperti kue 

bingke, bingke merupakan makanan tradisional yang menyerupai kue lumpur dengan bahan baku tepung terigu, gula, susu, santan, telur dan garam. 

Kue bingke ini sudah ada sejak 30 tahun yang lalu di Pontianak. Kue bingke ini mulai di kenal masyarakat Pontianak pada saat bulan suci Ramadhan. 

Mengutip dari senjumlah sumber, seperti Sayiful Anwar dalam bukunya di tahun 2020, dalam sejarahnya, resep kue bingke didapatkan dari Putri Junjung Buih yang merupakan seorang putri dari Kerajaan Daha, nenek moyang raja Kerajaan Banjar, yaitu Sultan Suriansyah. 

Pada saat itu, Putri Junjung Buih membuat kue bingke untuk disajikan kepada para bangsawan yang dapat disantap oleh kaum ningrat saja. 

Ternyata dalam bahasa Belanda kue bingke disbeut juga rijsttafel. Menurut Fadly Rahman (2016:4), rijsttafel adalah soal cara pandang dan kemasan hidangan pribumi yang membuatnya menjadi populer. 

Istilah rijsttafel mewarnai berbagai media, mulai dari buku masak, majalah rumah tangga, laporan perjalanan, hingga panduan wisata. Kesan 

istimewa terhadap hidangan pribumi yang dipadu dengan hidangan asing (Eropa, Arab, Cina) tampak ditampilkan dalam media-media itu. Suci Sandi Wachyuni menambahkan bahwa “mayoritas asal-usul makanan yang muncul berkaitan dengan kejadian di suatu saerah pada masa lampau”. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejarah suatu daerah membentuk budaya makan dan mempengaruhi karakteristik makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat. 

Rasa Manis 

Kue bingke ini memiliki rasa yang manis dan lembut dan sangat cocok untuk di santap pada saat berbuka puasa. Tidak ada sumber atau literature pasti bisa menjelaskan sejarah asal mula kue bingke di Kalimantan Barat.

Kue bingke khas Pontianak merupakan makanan manis khas Pontianak yang memiliki bentuk seperti kelopak bunga kembang sepatu. Kue ini memiliki dua varian yaitu bingke biasa dan bingke berendam. 

Bedanya soal varian rasa dan cara masaknya. Bingke biasa dimasak dengan cara dipanggang sedangkan bingke berendam dimasak dengan cara di kukus. Rasanya manis dan gurih. Apalagi jika ditambah berbagai topping lain.

Populer di Kalangan Wisatawan

Kue bingke khas Pontianak cukup populer di kalangan wisatawan karena banyak dicari untuk oleh-oleh. Tak heran jika kue bingke khas Pontianak jadi salah satu ikon Kota Khatulistiwa ini.

Biasanya, para wisatawan menjadikan kue bingke oleh-oleh atau buah tangan saat datang berkunjung ke Kota Pontianak. Nah, kue bingke Pontianak pun makin terkenal hingga saat ini.. 

Mulai Berkembang di Era 90an

Awal tahun 1900-an, kue bingke mulai banyak diminati oleh masyarakat Pontianak. Perkembangan bingke pada saat diproduksi berbagai varian. Seperti bingke Al-fajar dengan varian susu, bingke putri sari dengan varian berendam. Walaupun ada beberapa varian yang 

sama tapi setiap tokoh memiliki ciri khas tersendiri.

Dulunya, kue ini merupakan penganan khas Ramadan di daerah Pontianak, namun kini kue bingke dapat mudah ditemui di hari biasanya, tanpa menunggu bulan puasa. (REDAKSI)

Leave a comment