Isu Mahasiswa S-2 Bodong Bikin Rusak Kredibilitas Untan, Pengamat Desak Rektor Investigasi

16 April 2024 09:11 WIB
Pengamat Kebijakan Publik, Herman Hofi Munawar. (Net)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Pengamat Kebijakan Publik, Herman Hofi Munawar mendorong Rektor Universitas Tanjungpura (Untan), Garuda Wiko segera merespons isu oknum dosen yang diduga jadi joki mahasiswa 'bodong' di salah satu Program Studi Magister (S-2). 

Sebab, isu yang beredar tersebut telah berdampak buruk pada kredibilitas dan integritas Untan, sebagai kampus terbesar di Kalimantan Barat. 

Karenanya, Herman mendesak persoalan ini ditangani serius. Untan mesti bersikap tegas membereskan praktik-praktik perusak marwah intelektualitas. Investigasi internal harus dilakukan Rektor.

"Karena itu, Untan harus memberikan konfirmasi terhadap isu ini," desak Herman, Selasa (16/4/2024).

Herman menyebut, mahasiswa dikatakan bodong karena ada proses administrasi dan perkuliahan yang tak dilalui. Namun, namanya tiba-tiba ada dan nilainya keluar di sistem SIAKAD.

Menurut Herman, memang dalam proses perkuliahan, ada beberapa perguruan tinggi yang menyelenggarakan program perkuliahan online. Ada juga yang tatap muka.

"Pertanyaannya, apakah Untan juga  menyelenggarakan perkuliahan online ketika yang bersangkutan tidak bisa mengikuti? Karena itu harus ada kajian administrasi untuk mengungkap ini," ucapnya.

Karenaya Rektor sebagai primus inter pares atau orang pertama dan utama di Untan melakukan wajib melakukan harus nvestigasi internal untuk mengungkap kasus ini.

"Rektor punya kewajiban secara formal dan yuridis formal melakukan konfirmasi, dan investasi internal dengan melakukan pemanggilan pihak-pihak terkait," katanya.

Langkah tersebut penting dilakukan karena, isu mahasiswa bodong ini telah bergulir dan menjadi isu publik.

Sehingga, publik pun menunggu hasil investigasi dan sikap tegas Untan. Hasil investigasi itu pun diharapkan dipublish ke masyarakat.

Herman yakin, jika ditemukan kecurangan dengan maksud memperkaya diri sendiri untuk mendapat keuntungan pribadi, tentu ada sanksi tersendiri bagi oknum yang terlibat.

Ia juga berharap Untan yang selama ini menjadi perguruan tinggi, dan memiliki kredibilitas serta integritas, tak tercoreng dengan isu tersebut.

Sebab, Untan dinilai cukup banyak memberi kontribusi terhadap pembangunan SDM di Kalimantan Barat.

"Karena itu, masyarakat Kalbar punya kewajiban menjaga agar Untan tetap eksis dan bisa mencetak kader bangsa yang terbaik. Kita tidak menghendaki ada hal yang tak baik berlaku di kampus Untan," pungkasnya.

Oknum Dosen Jadi Joki

Diberitakan sebelumnya, oknum dosen Universitas Tanjungpura Pontianak, diduga menjadi joki mahasiswa 'bodong' di salah satu Program Studi Magister (S-2).

Sumber Insidepontianak.com menyebutkan, mahasiswa itu tak pernah mengikuti perkuliahan. Namun tiba-tiba nilai mata kuliahnya keluar di Sistem Informasi Akademik atau SIAKAD.

SIAKAD sendiri merupakan sistem informasi yang digunakan oleh mahasiswa untuk menginput mata kuliah lewat online.

Nilai mata kuliah pun diumumkan setiap semester lewat sistem SIAKAD. Aplikasi ini dirancang untuk mengelola dan memantau data akademik mahasiswa secara tranparans.

Kasus dosen menjadi joki mahasiswa bodong ini pun sudah menjadi perbincangan di lingkungan civitas akademika.

Seorang alumni S-2 Untan, yang mengetahui informasi ini, menyebutkan dosen joki mahasiswa bodong itu bahkan sudah menjadi sorotan sejak lama.

Menurutnya, oknum dosen tersebut, juga jarang mengajar, dan kerap 'ngerjain' mahasiswa dengan tugas-tugas yang tak relevan dengan perkuliahan.

"Mahasiswa yang mau skripsi, disuruh bersihkan rumah, beli galon air dan lain-lain. Dua semester dia jadi dosen saya, tak lebih dua kali dia masuk. Itu pun tak ngapa-ngapain," kata sumber ini.

Sementara, mahasiswa titipannya itu, kini disebutkan sudah mengurus proposal tesis, padahal tak pernah mengikuti perkuliahan sama sekali.

"Saya heran, tidak pernah masuk kuliah nilainya muncul di SIAKAD," katanya.

Sumber ini pun memastikan, mahasiswa itu terdaftar sebagai angkatan 2021. Seangkatan dengannya yang berjumlah tujuh orang. Namun dia tak pernah muncul di kelas dan tak pernah ikut ujian.

Hingga saat ini, Rektor Untan, Garuda Wiko belum memberikan penjelasan atas isu ini. Insidepontianak.com sudah melakukan upaya konfirmasi. Sejumlah pertanyaan sudah dikirim melalui WhatsApp pribadinya. Namun sampai sekarang belum direspons. (Andi)***

Leave a comment