Unisma Lepas 502 Mahasiswa untuk Mengikuti Program KSM

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MALANG, insidepontianak.com - Universitas Islam Malang atau Unisma melepas 502 mahasiswa yang akan mengikuti program Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik Semester Gasal 2023/2024.

Rektor Unisma, Prof Maskuri mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan program KSM tematik reguler. Nantinya, para mahasiswa terlibat aktif dalam bentuk pengabdian seperti biasanya.

Produk-produk KSM yang dihasilkan nanti akan mengangkat tema-tema tertentu. Outputnya berupa jurnal ilmiah yang akan diekspos di media sosial, juga video, modul, dan lain sebagainya.

Program KSM kali ini merupakan kerja sama internasional yang juga diikuti oleh mahasiswa kedokteran. Khusus mahasiswa kedokteran, mereka nantinya akan bertugas ke Thailand.

“Di sana tentu ada semacam diagnosis penyakit dan pengobatan yang dilakukan di Thailand. Tentu juga bersinergi dengan pusat kesehatan masyarakat di sana,” ujarnya.

Program ini erat kaitannya dengan milestone Entrepreneur University. Ini dilakukan untuk mengembangkan skill dan inovasi bersama-sama dengan masyarakat.

“Dan ini adalah bentuk implementasi program entrepreneur,” jelas Maskuri.

Program ini juga kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada di sekitar.

“Misal ada masyarakat punya potensi untuk tempat wisata. Bagaimana mendesain wisata yang bagus. Jadi bukan semata-mata menciptakan lingkungan, tetapi juga sadar wisata,” terangngnya.

Selain itu, dalam hal ini Unisma turut memberikan sebuah pemikiran komprehensif terkait KSM tematik.

 “Ekonomi kerakyatannya seperti apa, lalu bagaimana mengkonsolidasikan bermacam potensi yang ada untuk menjadi kekuatan besar mendukung wisata, dan sebagainya,” tutur Prof Maskuri.

Di sisi lain, Ia mengatakan jika ada desa yang memiliki potensi yang besar, ada kemungkinan UNISMA turut mengembangkan desa wisata di sana.

“Hal ini merupakan dambaan kita bersama. Termasuk yang sedang kita kembangkan di Ki Ageng Gribig. Dari sisi bahasa Arab, bahasa Inggris, ekonomi, pertanian, dan pendidikan agamanya kita sentuh di sana,” tuturnya.

Ke depannya, program ini diarahkan untuk menjadi penggerak bagi masyarakat. “Arahnya, kita membuat semacam pilot project,” tandasnya.***

Leave a comment