Pneumonia Misterius Gegerkan Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Belum usai duka terkait penyakit Covid-19, kini muncul lagi penyakit misterius yang bernama pneumonia. Anda tentunya perlu tahu soal penyebab, gejala, maupun cara pengobatannya.

Memang, sejatinya pneumonia bukanlah penyakit asing di Indonesia. Tapi, penyebab dan gejala penyakit ini bisa dikatakan berbeda karena itu disebut misterius.

Misterius karena hingga kini belum tahu pasti apa penyebab pneumonia tersebut. Untuk sementara, Mycoplasma pneumoniae diduga menjadi pemicu utamanya.

Melansir rsjrw.id dan halodoc.com, Rabu (6/12/2023), Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu bakteri tidak lazim. Disebut sebagai pemicu utama tentu karena ada sebab.

Ya, berdasarkan laporan epidemiologi, peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae menjadi yang cukup tinggi karena mencapai 40 persen.

Sebelum pandemi COVID-19, mycoplasma memang menjadi penyakit pernapasan yang cukup umum, yakni mencapai 8,6 persen.

Mycoplasma memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebarannya memerlukan waktu yang signifikan. Itu sebabnya, infeksi tersebut sering disebut sebagai “Walking Pneumonia".

Penyakit ini cenderung muncul pada situasi musim panas di negara-negara yang mengalami empat musim, seperti yang terjadi di China.

Begitulah, wabah pneumonia ini memang gegerkan masyarakat China dan dunia, tak terkecuali Indonesia. Pertanyaannya, apakah pneumonia yang menyerang China sama dengan kasus di Indonesia?

Terlepas soal itu, yang jelas menurut UNICEF/WHO, radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah.

Penyakit ini secara spesifik mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami sulit bernapas.

Pneumonia adalah peradangan pada kantung udara di paru-paru akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia lebih rentan menyerang anak kecil, orang lanjut usia, dan yang memiliki kondisi medis tertentu.

Dengan kata lain, penyakit yang dikenal juga dengan sebutan paru-paru basah ini sangat rentan menyerang bayi berusia 0-2 tahun, dan lansia di atas usia 65 tahun.

Menyasar orang yang memiliki riwayat stroke, penggunaan obat-obatan tertentu yang menyebabkan masalah pada sistem imun, seperti steroid, konsumsi antibiotik dalam jangka panjang, dan lainnya.

Berisiko juga pada perokok, pemiliki riwayat asma, gagal jantung, diabetes, HIV/AIDS, cystic fibrosis, dan penyakit kronis lainnya.

Atau, orang yang sedang menjalani kemoterapi. Kondisi ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga virus dan bakteri mudah menyerang.

Mengenai penyebabnya, penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur. Sementara untuk orang dewasa, penyebab pneumonia paling sering terjadi karena bakteri.

Nah, berikut gejala umum yang terjadi saat Anda mengalami pneumonia:

  • Demam tinggi, suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat celcius
  • Dada terasa sakit dan sulit bernapas
  • Penurunan nafsu makan
  • Berkeringat
  • Menggigil
  • Detak jantung terasa cepat

Selain gejala umum, ada juga gejala pneumonia lainnya yang cukup jarang terjadi namun bisa saja muncul sebagai gejala penyerta dari pneumonia adalah:

  • Batuk disertai darah
  • Nyeri sendi dan otot
  • Lemas dan lelah
  • Kepala sakit
  • Mual dan muntah

Gejala tersebut umumnya akan terjadi selama 1-2 hari tanpa penurunan gejala. Namun, kondisi ini bisa berbeda tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-masing.

Karena itu, pneumonia tidak bisa dianggap enteng. Maka dari itu semua proses pengobatan sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter spesialis paru.

Hal ini dilakukan agar pasien bisa mendapatkan perawatan intensif, sekaligus mencegah resiko komplikasi yang lebih parah. Demikian informasinya, semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Tags :

Leave a comment