Densus 88 Antiteror Berhasil Tangkap Jaringan Teroris JI dan JAD: Kantongi Bukti Propaganda Anti Demokrasi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Detasemen Khusus 88, atau dikenal dengan Densus 88 berhasil menangkap puluhan tersangka teroris dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaan Ansharut Daulah (JAD).

Dari hasil penangkapan jaringan terorisme JI dan JAD, Densus 88 juga berhasil kumpulkan beberapa bukti. Salah satunya berupa kumpulan materi tentang propaganda anti demokrasi di Indonesia.

Penangkapan para tersangka jaringan terorisme JI dan JAD oleh Densus 88 ini, senyatanya bukti komitmen Polri dalam pengawalan keamanan menjelang pemilihan umum yang akan berlangsung pada tahun 2024 nanti.

Hal itu semakin nyata, tatkala kepolisian melakukan pemeriksaan pada tersangka. Mereka hendak mengacaukan jalannya pesta demokrasi, yang mana dengan melakukan serangan terhadap petugas keamanan.

Kelompok teroris dari JI dan JAD yang ditangkap oleh Densus ini tersebar di beberapa wilayah. Mereka melakukan strategi khusus agar tidak tercium oleh petugas keamanan, kemudian barulah beraksi.

Sebagai informasi, juru bicara Densus 88 Polri Kombes Aswin Siregar menyebutkan bahwa puluhan teroris yang ditangkap ini berjalan di bulan Oktober 2023.

Secara rinci, terdapat jaringan JI yang dibekuk oleh petugas Antiteror selama dalam kurun waktu 2-3 Oktober lalu. Seorang tersangka diciduk di daerah Sumatera Barat, 5 orang di Sumatera Selatan, dan 4 orang di Lampung.

Kemudian terdapat pula 1 orang yang diamankan di Jawa Barat, 1 orang lagi di Kalimantan Barat, dan terakhir 7 orang di Nusa Tenggara Barat. Jadi total keseluruhan berjumlah sebanyak 19 tersangka yang diamankan oleh Densus.

"Mereka merupakan jaringan struktural dari Jamaah Islamiyah, yang sampai saat ini belum dilakukan penegakan hukum. Ini mengingatkan lagi kepada kita bahwa jaringan struktural dari Jamaah Islamiyah masih ada dan terus eksis," terang Aswin di kesempatan konferensi pers Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Selasa (31/10).

Dalam keterangan terbukanya itu, Aswin menyatakan bahwa para tersangka itu tidak hanya sekedar simpatisan. Melainkan, mereka telah menduduki posisi khusus di dalam organisasi terorisme.

"Bukan sekadar simpatisan, mereka adalah orang-orang atau personel yang menduduki jabatan struktural di organisasi Jamaah Islamiyah," lanjutnya.

Selai para anggota JI, Densus juga berhasil mengamankan 40 orang yang tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah.

Untuk yang terakhir ini, kelompok JAD telah melakukan baiat khusus kepada kelompok teroris kancah Internasional, ISIS. Target serangan mereka adalah para petugas penyelenggara Pemilu dan aparat keamanan.

Motif jaringan JAD tidak lain ingin menggagalkan proses Pemilu 2024. Dalam pandangan mereka, sistem demokrasi telah menyalahi aturan kekhilafahan dan dianggap termasuk dalam perbuatan maksiat.

"Ini adalah kelompok pimpinannya AU. Ada yang disebut dengan kegiatan yang terencana oleh kelompok ini untuk menggagalkan atau mengganggu jalannya pesta demokrasi pemilu," jelas Aswin.

"Ini adalah kelompok pimpinannya AU. Ada yang disebut dengan kegiatan yang terencana oleh kelompok ini untuk menggagalkan atau mengganggu jalannya pesta demokrasi pemilu," jelas Aswin.

Dari penggeledahan yang dilakukan. Petugas berhasil mengantongi senjata api AK47, amunisi, 1 pistol revolver yang lengkap dengan 7 amunisinya, senjata jenis pre-charged pneumatic alias senjata angin.

"Kemudian Densus juga menyita bahan-bahan kimia untuk pembuatan bahan peledak seperti belerang, kemudian garam Himalaya yang ini biasanya dipakai untuk mengganti HCL yang untuk bahan peledak," ungkap Aswin.

Kemudian, petugas kepolisian juga berhasil mengumpulkan barang bukti berupa cetakan propaganda pro kekhalifahan, serta menganggap sistem demokrasi adalah perbuatan maksiat.

"Dan beberapa banyak materi cetakan bukti yang digunakan sebagai bahan atau alat propaganda mereka," tambah Asnawi.

Untuk kemudian, Asnawi meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab Polri dan Densus 88 telah melakukan upaya antisipasi antiterror, sehingga pengawalan Pemilu 2024 dapat berjalan lancar. (Dzikrullah) ***

Leave a comment