Cegah Perilaku Menyimpang Anak, Ketahanan Keluarga Mesti Ditingkatkan

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Anggota Komisi IV, DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar mengingatkan pentingnya ketahanan keluarga dan sinergi semua pihak, untuk mencegah perilaku menyimpang anak.

Di sisi lain, instansi yang membidangi perlindungan anak diharapkan terus melakukan pencegahan dan pertemuan rutin, untuk merumuskan solusi konkret mengatasi berbagai persoalan yang melibatkan anak.

Zulfydar mengatakan, perilaku menyimpang melibatkan anak-anak terjadi tak lepas dari ketahanan keluarga yang lemah.

Sementara, perlindungan anak menjadi tanggung jawab bersama. Karena itu, sinergi semua instansi menjadi kunci mencegah dan menekan kasus kekerasan terhadap anak. 

"Instansi yang membidangi anak, kita harapkan terus melakukan pencegahan dan rutin menggelar pertemuan, untuk berkoordinasi dan mencari solusi dari setiap kasus yang terjadi," kata Zulfydar Zaidar, Jumat (27/10/2023).

Politisi PAN ini juga mendorong pertemuan antara stake holder terkait rutin dilakukan, untuk mengevaluasi dan mengukur efektivitas dari setiap program yang telah dicanangkan.

"Misalnya KPAD, program apa yang sudah dibuat, apakah program itu sudah efektif," ucapnya.

Karena itu baginya, mesti ada rumusan dan evaluasi dari setiap program yang berjalan. Dengan begitu, beberapa kelemahan bisa diperbaiki. Sehingga kasus-kasus menyimpang melibatkan anak bisa terus diminimalisir.

"Kita mesti berupaya sama-sama melindungi anak,” pesannya.

Ia pun memastikanm DPRD dan Pemerintah Kota Pontianak sangat serius memberikan perlindungan terhadap anak.

Ini bisa dilihat dari lahirnya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Kota Layak Anak, dan Perda Nomor 11 Tahun 2021 tentang Ketahanan Keluarga. Hanya saja, dalam implementasinya, masih belum maksimal.

Perceraian Tinggi

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Multi Junto menyebut, kunci menekan kasus penyimpangan melibatkan anak, memang kuncinya memperkuat ketahanan keluarga.

Sebab, salah satu yang mendorong tingginya kasus penyimpangan perilaku anak, termasuk karena lemahnya ketahanan keluarganya akibat perceraian.

Dia mengungkapkan, angka perceraian di Kota Pontianak sangat tinggi. Tercatat 40 ribu kepala keluarga berstatus duda dan 25 ribu ibu rumah tangga berstatus janda.

Sebagian besar, perceraian itu terjadi karena istri menggugat suaminya karena faktor ekonomi.

"Jadi hati-hati di Kota Pontianak, kalau laki-lakinya tak punya penghasilan, siap-siap digugat cerai istri," kata Multi Junto saat dialog publik 'Pontianak Darurat Kasus Seksual Anak' yang digelar AWAK Pontianak, Sabtu (28/10/2023).

Persoalan ketahanan keluarga yang tak utuh inilah, memicu anak terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.

Sebab, ketika anak merasa tak nyaman, dan takut, dia akan masuk ke dunia bebas. Akhirnya anak terjerumus ke hal negatif.

Ia mengklaim, Pemerintah Kota Pontianak sudah melakukan langkah-langkah pencegahan kasus penyimpangan terhadap anak.

Misalnya dengan pemasangan baliho 'Tolak Prostitusi' di penginapan dan hotel di Kota Pontianak.

"Di samping itu kita juga memberikan sanksi Tipiring kepada pengelola hotel yang kedapatan adanya aktivitas prostitusi di hotel. Bahkan ada yang sempat mendapat sanksi penutupan tiga bulan,” ucapnya.

Namun, diakuinya, memang tak mudah membereskan kasus eksploitasi seksual terhadap anak. Sebab, beberapa kasus, ada anak justru ketagihan dengan perilaku menyimpang itu.

"Ini yang paling berat. Ada anak-anak yang sudah ketagihan," katanya.

Alhasil, beberapa kali diamankan, dan ditampung di salter, mereka ketika hendak dikembalikan ke keluarga tak mau.

"Mereka dititip ke pondok pesantren tak mau. Balik-balik mau ke tempat hiburan. Ini jadi masalah," tuturnya.

Sementara itu, kata Junto mereka yang menawarkan jasa prostitusi atau sang mucikari saat ini kecenderungannya bukan lagi orang-orang dewasa. Tapi sudah antara teman-teman sendiri.

"Dahulu, orang berpikir mucikari orang tua. Tapi, fenomena saat ini teman-teman di antara mereka. Hasilnya dibagi," pungkasnya. (andi)***

Leave a comment