Ada Museum Nelayan di Desa Pela: Wisata Edukasi di Kabupaten Kukar

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Selain menawarkan pemandangan indah, terutama saat sunset, dan konservasi pesut Mahakam, Desa Pela di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) juga punya wisata eduaksi yakni Museum Nelayan.

Meskipun tampil sederhana, destinasi wisata Museum Nalayan di Desa Pela Kukar menyimpan segudang ilmu pengetahuan tentang edukasi nelayan dan pesut Mahakam.

Menariknya, konon wisata edukasi berupa Museum Nelayan di Desa Pela Kukar Kalimantan Timur ini merupakan satu-satunya di Indonesia.

Melansir jadesta.kemenparekraf.go.id dan diskominfo.kaltimprov.go.id, Selasa (24/10/2023), lahirnya Museum Nelayan ini adalah agar terjaganya Sungai Pela, Danau Semayang, dan sebagainnya.

Ya, salah satu keunikan yang menjadi daya tarik di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kukar adalah Museum Nelayan. Di dalamnya disuguhkan berbagai macam alat tangkap nelayan air tawar, juga literasi soal pesut Mahakam.

Artinya Museum Belayan menjadi perpustakaan dan tempat menambah ilmu pengetahuan atau edukasi tentang pesut Mahakam, sungai, rawa, dan danau serta sejarah nelayan yang ada di Desa Pela.

Dengan kata lain, di dalam Museum Belayan terdapat banyak jenis alat tangkap nelayan tradisional yang ramah lingkungan, yang digunakan nelayan di Desa Pela yang sudah turun temurun digunakan sejak nenek moyang dahulu.

Juga terdapat informasi tentang pesut mahakam, jenis ikan-ikan yang ada di Sungai Pela dan di Danau Semayang. Ada juga informasi tentang alat tangkap nelayan yang tidak ramah lingkungan dan tidak boleh digunakan.

Menariknya, Museum Nelayan ini sudah menerapkan digitalisasi dengan code QR atau barcode dan pembayarannya juga sudah menggunakan QRIS.

Wisatawab juga dapat menyaksikan atraksi masyarakat lainnya yang menarik. Antara lain, atraksi membuat jala menggunakan benang jala, menggunakan cuban dan rimpangan. Rimpangan terbuat dari bambu.

Untuk menuju ke Desa Pela, wisatawan harus ke Kota Bangun terlebih dulu. Dari kota Kecamatan itu lalu mengarah ke Desa Liang tempat ferry untuk penyeberangan menuju Desa Sangkuliman dan Desa Pela.

Bagi wisatawan yang membawa sepeda motor maka harus menyeberang dengan kapal klotok ke Desa Sangkuliman sebelum menuju Desa Pela. Jika tidak membawa kendaraan bisa langsung menuju kapal dan menyewanya dari Pokdarwis Desa Pela.

Desa Wisata Pela juga memiliki sentra pembuatan ikan asin. Ada juga lokasi perkemahan bagi wisatawan dan tempat terbaik untuk menikmati momen matahari tenggelam.

Dan, yang terpenting, ada juga kuliner khas daerah seperti abon ikan dan ikan asin lezat. Selain itu, warga juga menyediakan homestay yang nyaman.

Yang jelas, desa yang terletak di pedalaman anak Sungai Mahakam ini, menawarkan sensasi wisata di atas sungai. Desa ini dihuni oleh 90 persen masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

Pada 16 juni 2018, Pemerintah Kabupaten Kukar menetapkan Desa Pela sebagai desa wisata. Sejak itu, mulai mendapat kunjungan wisatawan baik dari Kaltim mau pun luar daerah.

Sebagai informasi Desa Pela terletak di ujung mulut Danau Semayang. Danau Semayang merupakan satu dari tiga danau terbesar yang ada di Kaltim. Dua danau lainnya, yakni Danau Melintang dan Danau Jempang.

Desa Pela merupakan perkampungan nelayan yang didominasi oleh rumah dan jembatan kayu. Jembatan tatakan kayu menjadi jalan utama yang menghubungkan setiap rumah karena wilayahnya dikelilingi oleh sungai, rawa, dan danau.

Demikian soal Museum Nelayan Desa Pela serta ragam aktivitas wisata edukasi yang ada di kampung di Kecamatan Kota Bangun Kukar tersebut. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment