Polisi Sebut Video Penganiayaan Kedua Siswa SMP Cilacap Bukan Bullying, Ini Faktanya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Netizen kembali dibuat geger dengan dugaan video kedua penganiayaan siswa SMP Cilacap, Jawa Tengah yang diduga terjadi di lokasi yang sama.

Dalam video penganiayaan siswa SMP Cilacap yang kedua itu, polisi berhasil membuka sederet fakta baru. Aparat penegak hukum menyebut, bahwa insiden tersebut bukanlah murni karena perundungan.

Terlepas dari itu, video kedua tentang siswa SMP Cilacap yang baku hantam ini menarik perhatian netizen. Pasalnya, lokasi dan beberapa pelaku di dalam video terlihat mirip dengan pelaku di rekaman viral sebelumnya.

Adapun video kedua ini pertama kali diunggah oleh akun aplikasi X, dengan nama @Strawberry, pada Kamis (28/9/2023).

Terlihat dalam rekaman berdurasi 30 detik ini, salah seorang remaja berbaju putih dan bercelana dongker menghantam temannya dengan bogem mentah.

Karena dipukul beberapa kali, korban sempat tersungkur ke tanah sambil melindungi bagian kepalanya dengan kedua tangan.

Berselang setelah itu, seorang teman lainnya datang mencoba untuk melerai. Namun, teman lainnya yang mengenakan topi meminta pelaku terus berkelahi.

Pada durasi sekitar 5 detik terakhir, diduga seorang siswa terlihat menenteng sajam. Sekilas, benda yang memanjang sekitar 1,5 meter itu merupakan senjata mirip celurit.

"Belum juga kasus bullying yang rame tadi reda, ini udah ada lagi kejadian di tempat yang sama. Kayaknya beda hari aja atau gimana masih kurang tau. Bener2 tingkah anak sekarang ngeri ngeri. Cilacap bullying pelaku penjara bocah," tulis deskripsi akun @strawberry, Kamis (27/9).

Sebagian netizen mencoba memberikan analisa mentahan dari video viral kedua ini. Netizen dengan nama @Syaikh_syafiq ini memang kerap dikenal memiliki mengamati video-video viral.

Dari hasil analisanya, @Syaikh_syafiq menyebut bahwa lokasinya memang sama persis dengan TKP kasus perundungan yang videonya viral lebih awal.

Bahkan, dia menyebut salah satu pelaku yang ada di dalam video kedua ini persis dengan MK (15), pelaku utama perundungan yang menimpa korban FF (14) pada rekaman lalu.

Dalam dugaannya, MK merupakan sosok siswa yang meminta pelaku meneruskan menghajar, pada video yang viral hari ini.

Hal itu disebabkan dari pencocokan beberapa atribut yang dikenakan MK pada kedua video yang berbeda. Postur dan gerak geriknya juga dinilai sama persis, baik tatkala berdiri dan duduk.

Di lain pihak, Kasat Reskrim Polresta Cilacap, Kompol Guntar Arif Setyoko membenarkan terkait video viral tersebut.

"Yes. Sudah kami amankan juga (kasusnya)," kata Guntar, pada Kamis (28/9).

Namun, Guntar menyebut bahwa pada kasus yang ini bukanlah termasuk perundungan. Malahan dia menyebut bahwa insiden viral itu dilandasi oleh perkelahian.

Perkelahian ini dipicu lantaran diduga korban menantang adik kelas. Tidak terima dengan hal itu, adik kelas yang dimaksud kemudian mengadu ke kakak kelas yang lain.

"Kalau ini korban (kelas 8) nantangin adik kelas 7. (Adik) Kelas 7 ngadu ke kakak kelas," sambungnya.

Sehari setelah itu, Guntar menyebut meski kasusnya berbeda. Pihaknya memastikan, bahwa para pelaku tetap akan dikenakan ancaman hukum.

"Tetap sama, sesuai hukum acara peradilan anak," jelasnya, pada Jumat (29/9).

Mengenai dugaan yang menyebut lokasi kedua video terjadi di tempat yang sama, Kompol Guntar juga membenarkannya.

"Iya lokasinya sama, (Kecamatan) Cimanggu. Kejadiannya Senin (25 September 2023)," terangnya

Bahkan, selain lokasinya yang persis. Guntar juga menyebut bahwa siswa yang terlibat di dua video yang berbeda merupakan masih satu sekolah yang sama.

Walaupun sama, sebenarnya terdapat perbedaan. Video viral yang kedua ini dilakukan bukan lantaran perundungan, melainkan dilatarbelakangi oleh perkelahian.

"Iya berkelahi. Kalo (video) yang belum kepotong ada (korban) mbales (membalas)," ungkapnya

Namun, tidak ada pernyataan resmi yang keluar dari pihak kepolisian tentang beberapa pelaku yang terlihat mirip pada kedua video tersebut. (Dzikrullah) ***

Leave a comment